
Cak Khosim pemilik warung kopi tiba-tiba terperangah ketika mendengar
protes dari anaknya yang lulusan perguruan tinggi ternama di kota ini.
"Pak selama ini kita salah, kita telah membohongi banyak orang" kata anaknya.
"Lho kenapa le, kamu jangan sembarangan kalo ngomong, Bapak ini jelek-jelek lulusan pesantren, ndak ada dalam kamus bapak tipu menipu"
"Bapak kan jualan kopi, ya to"
"Benar, trus"
"Lha, waktu nggoreng kopi kok dicampuri beras, itukan bukan kopi, tapi kopi beras, berarti kan bapak berbohong"
Setelah
pembicaraan itu, Cak Khosim pusing tujuh keliling. Kopi kan mahal
sekali, butuh lebih banyak uang untuk membuat kopi murni. Tapi Cak
Khosim ndak mau dibilang pembohong dan
penipu. Cak Khosim akhirnya
mau menuruti saran anaknya, tetapi tidak langsung menghilangkan
campuran berasnya, takut kalo langsung dihilangkan pelanggannya malah
lari karena rasa kopinya berubah dari biasanya.
Setelah sekian
lama mengurangi sedikit demi sedikit campuran beras Cak Khosim berhasil
menghilangkan sama sekali campuran beras itu. Pelanggan juga tidak
terasa bahwa rasa kopinya sudah berubah. Memang perubahan itu harus
dilakukan pelan-pelan. Hati Cak Khosim
lega bercampur bahagia, tuduhan pembohong dan penipu tidak mungkin ditujukan lagi padanya.
Pagi
itu, Cak Khosim baru saja membuka matanya setelah semalam penuh
menuggui warung kopinya, suara orang-orang ramai sekali terdengar di
depan rumahnya yang sekaligus juga warungnya. Teriakan orang-orang
terdengar semakin keras memanggil namanya. Suara orang-
orang yang sudah dikenalnya.
"Kenapa orang-orang sudah datang kemari, padahal warung belum buka" katanya dalam hati.
Dilihatnya
orang-orang tampak marah sekali, tidak mungkin mereka mau beli kopi,
beli kopi kok sambil marah. Salah satu dari mereka mencoba menenangkan
orang-orang.
"Tenang teman-teman, Cak Khosim sudah keluar, ndak
usah ribut kalo terjadi apa-apa kita sendiri yang rugi, ndak usah
bakar-bakaran segala, kalo warung kita bakar, ndak ada warung kopi lagi
disini, kita mau ngopi dimana" kata orang itu. "Lebih baik kita
tanyakan saja pada Cak Khosim"
"Iya, kenapa kok ribut pagi-pagi gini, ada apa" kata Cak Khosim bingung campur gemetar.
"Begini
Pak, teman-teman ini mengeluh beberapa hari ini susah sekali tidurnya,
semula saya pikir cuman saya aja yang mengalaminya, eh, ternyata semua
orang di kampung ini susah tidur, setelah kami cari-cari penyebabnya
kami berkesimpulan kopi Cak Khosim yang menyebabkannya"
Bagaikan
disambar petir di siang hari, Cak Khosim kaget setengah mati dan
pingsan. Orang-orang tidak jadi merusak warung Cak Khosim malah berebut
membantu menggotong Cak Khosim ke dalam rumahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar