
Jum'at ini, seperti biasa aku sholat di Masjid Muhajirin, masjid
terdekat dengan kantor tempatku bekerja, jaraknya kurang lebih 100
meter, 10 menit jalan sudah nyampek. Hari ini tema khotbah jum'at
adalah tentang ciri-ciri orang-orang yang bertakwa, salah satu yang
kuingat adalah orang bertakwa itu membela kebenaran yang datangnya dari
Allah.
Khotib menjelaskan ada banyak macam kebenaran, ada kebenaran menurut
diri kita, kebenaran menurut orang banyak dan kebenaran yang hakiki
yaitu kebenaran menurut Allah. Beliau mencontohkan kebijakan pemerintah
tentang diadakannya lokalisasi, yang menurut beliau kebijakan tersebut sudah disetujui oleh wakil rakyat. Karena
mengeluarkan kebijakan tersebut, pemimpin kita
sekarang termasuk juga wakil rakyat tidak termasuk golongan orang yang bertakwa.
Kebijakan tersebut diambil lebih karena asas manfaat bukan bersumber
kebebaran dari Allah.
"Diadakannya lokalisasi pada esensinya mengakui keberadaan pelacur dan
memberikan kesempatan perempuan untuk bekerja sebagai pelacur atau
Pekerja Seks Komersial, ini bertentangan dengan kebenaran yang bersumber dari Allah" begitu kata Beliau.
Saya sendiri sepakat dengan apa yang dikatakan Khotib diatas namun
bukan berarti saya menolak diadakannya lokalisasi. Sejauh yang saya
pahami,
lokalisasi dibentuk untuk menghindari para PSK berkeliaran di
jalan-jalan dan ditempat umum lainnya. Akan lebih baik jika
mereka para PSK tersebut dijauhkan dari masyarakat, diperkecil ruang
lingkup bergeraknya dengan begitu diharapkan interaksi dengan
masyarakat akan berkurang, sehingga dampak negatif praktek PSK dapat
dijauhkan dari lingkungan masyarakat.
Suatu saat temanku pernah bercerita ketika mengajak anaknya
berjalan-jalan di Surabaya. Sampailah mereka di Jalan Jendral Sudirman
yang terkenal sebagai jalan tempat mangkalnya PSK di malam bahkan di
sore hari. Melihat banyak PSK yang berdiri di pinggir jalan anaknya
yang baru berusia 9 tahunan bertanya siapa mereka dan mengapa mereka
bergerombol dan berpakaian seperti itu. Temanku bingung harus menjawab apa, akhirnya dia menjawab sekenanya saja,
"Mereka sedang berjualan, mereka menjual daging mentah" katanya. Bagaimana jika anak-anak lain yang melintas di
jalan tersebut tanpa sempat didampingi orang tuanya, apa yang ada dalam
benak mereka ?
Lokalisasi menurutku juga akan berefek psikologis bagi para
pengunjungnya, mereka akan merasa malu atau sungkan jika terlihat orang
memasuki area tersebut. Masyarakat akan turus-menerus mengamati siapa
saja yang masuk dan mobil dengan plat nomor berapa yang parkir di area
tersebut. Mereka yang masuk bahkan lewat saja di daerah tersebut akan
mendapat penilaian yang jelek.
Aku sependapat dengan Khotib jika memang lokalisasi dibangun hanya
memperhatikan asas manfaat, mengeruk keuntungan dengan pajak yang
tinggi dan menjadikan daerah tersebut sebagai pasar seks yang dapat
dijual bahkan sebagai komoditi ekspor. Aku sepakat jika lokalisasi dibangun sebagai upaya
memberantas pelacuran dan melindungi masyarakat dari dampak pelacuran.
Lokalisasi hendaknya dibangun jauh dari lingkungan masyarakat sehingga
tidak mencemari daerah di sekitarnya. Jika mungkin lokalisasi dibangun
di suatu pulau terpencil di tengah laut, akses kesana dibangun sebuah
jembatan yang dijaga oleh aparat, siapa yang lewat jembatan tersebut
harus dicatat identitasnya dan diumumkan di media masa, itu kalo
mungkin dan mau.
Wallahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar