Pages

Senin, 10 Oktober 2005

Kesetiaan Adalah Contoh Rosulullah saw

Senin, 10 Oktober 2005


Dalam obrolan setelah makan siang dengan seorang manager BUMN
beliau mengatakan kepada saya "Godaan besar pertama suami yang sudah
mapan adalah ingin nikah lagi". Tentu saja kata-katanya membuat saya
heran, kok ada godaan yang semacam itu, dan sederet pertanyaanpun muncul dalam pikiranku mungkinkah
semua suami akan mengalami godaan itu ? Apakah saya juga akan
mengalaminya nanti ? Saat ini belum ada dalam pikiran saya untuk
menikah lagi, memang usia pernikahan saya dan istri saya boleh dibilang
masih muda dan saat ini meskipun sudah berpenghasilan tetapi belum
layak untuk dikatakan mapan.



Masih dalam obrolan yang sama manager tersebut mengatakan juga "Gimana
tidak tergoda, dia sendiri yang mau, jadi istri simpananpun dia mau,
meskipun kita sudah berusaha mengatakan tidak, ee dia yang malah gencar
menawarkan diri, lama-lama siapa sih yang tidak tergoda ?"



Tambah bingung lagi aku. Menikah lagi berarti berpoligami. Ketika kami
belum menikah sering saya dan istri saya yang saat itu belum menjadi
istri berdiskusi tentang poligami. Istri saya tidak menyetujui
poligami, bagi dia poligami menyengsarakan perempuan. Pernah suatu saat
saya bertanya kepadanya, bolehkah nanti saya menikah lagi, dia menjawab
"Ceraikan saya dulu, baru kamu boleh menikah lagi, saya tidak bisa
hidup dimadu" Saat menikahpun dia tidak mau melakukan ritual-ritual
yang menurut dia merendahkan martabat perempuan misalnya membasuh kaki
calon suaminya, menurut dia ritual tersebut tidak perlu dan tidak
mempunyai makna apa-apa untuk dilakukan. Bahkan kotbah nikahpun dia
pilih seorang penceramah yang tidak lagi mengungkit-ungkit arrijalu
kawwamuna 'alannisa
sebagai isi ceramahnya.



Banyak ulama bilang bahwa ajaran agama tidak melarang laki-laki untuk
berpoligami, Rosulullah saw bahkan mempunyai istri yang lebih dari
empat. Ada juga yang bilang, karena Rasul saw berpoligami maka
berpoligami hukumnya sunnah. Bagi istri-istri yang rela dimadu mendapat
pahala yang besar karena telah merelakan sakit hatinya demi
melaksanakan sunnah Rosul. Mungkin dasar ini yang dipakai oleh
kiai-kiai di Jawa yang kebanyakan mempunyai istri lebih dari satu.



Tetapi ada satu kiai yang aneh menurut saya, Beliau tidak mau meniikah
lagi mesikupun belasan tahun tidak dikaruniai anak. Cerita ini kisah
nyata yang diceritakan Kang Ahmad Tohari (Resonansi,
www.repuplika.co.id). Sudah banyak saran dari kiai-kiai lain padanya
untuk menikah lagi tetapi semuanya saran-saran dijawab dengan senyuman.
Bahkan suatu ketika ada kiai yang mengundangnya berkunjung di pondok
pesantren asuhannya. Tujuannya diajak keliling-keliling pondok putri
siapa tahu ada yang cocok. Tetapi jawabnya, "Maafkan saya. Tolong
biarkan saya meniru tabiat Kanjeng Nabi terhadap istri pertama Beliau,
karena cinta yang amat besar Beliau tidak menikah lagi selama istri
pertama Beliau masih hidup"



Kiai temannya tidak kurang akal "Bukankan dalam kitab suci kita
diperkenankan menikahi satu, dua, tiga bahkan empat orang istri ?"



Beliaupun menjawab "Ya kita semua meyakini kebenaran ayat itu. Tetapi
sekali lagi saya hanya ingin meniru tabiat Kanjeng Nabi dan hanya
Beliaulah satu-satunya penafsir wahyu yang paling benar. Beliau menikah
lagi setelah istri pertamanya meninggal dunia"



Begitulah cerita Kang Sobari membuka wacana baru bagi saya, ternyata
Rosulullah saw adalah suami yang setia. Berarti menikah lagi itu memang
benar-benar godaan..






1 komentar:

12duadua © 2014