Pages

Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label film. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Juni 2007

Geliat Film Indonesia

Rabu, 13 Juni 2007
Beberapa hari ini, saya sering melihat film-film Indonesia diputar di televisi, menyaingi film-film impor. Memang beberapa tahun terakhir, produksi film Indonesia membludak. Sebuah perkembangan yang bagus, seburuk apapun film produksi dalam negeri, ketika diputar di televisi, sedikit banyak menggantikan peran film impor. Dan tentu, film-film impor akan berkurang jam tayangnya di televisi.

Sebenarnya kualitas film kita tidak jelek-jelek amat, buktinya ketika film tersebut diputar di bioskop penontonnya banyak sekali. Ya, terlepas dari peran media yang mempromosikan, berarti kecintaan masyarakat pada film lokal semakin meningkat.

Cerita mengenai film ada yang menarik dan pantas menjadi perhatian yatiu film India dan industrinya. Banyak pengamat mengatakan, salah satu kekuatan ekonomi India berada di industri filmnya. India, yang diramalkan akan menyusul China, mempunyai industri film yang sangat produktif. Bersama mata rantainya, industri film india menyumbang banyak divisa bagi India.

Bagaimana dengan kualitasnya ? Kalau disuruh memilih, saya lebih memilih film Indonesia dibanding film India yang juga banyak ditayangkan di televisi kita. Bukan hanya karena saya orang Indonesia, menurut saya, cerita film India itu ya seputar itu-itu saja, percintaan, pengkhianatan dan balas dendam. Ditambah adegan klasik, polisi yang datang terlambat ketika sang tokoh berhasil melakukan aksinya.

Tapi justru karena itu saya ngiri. Film India dengan kualitas yang seperti itu bisa laku di pasar film dunia. India banyak mengekspor film-filmnya. Tidak heran jika produksi film India melebihi Amerika. Tahun 2003 yang lalu, produksi film India sebanyak 877 judul film, bandingkan dengan Amerika yang hanya separuhnya, 473 judul film.

Kekayaan yang diperoleh India dari industri film cukup besar. Jumlahnya bisa sampai 1,01 miliar dollar AS pertahun, itu tahun 2001, sekarang bisa 2 sampai 3 kali lipatnya mengingat pertumbuhannya mencapai 12,6 persen pertahun. Ini sungguh luar biasa, Amerika saja kalah, meskipun industri film negeri Paman Sam itu lebih dulu eksis.

Kembali ke film Indonesia. Bisa saja film Indonesia menjadi sumber penghasilan negara yang punya kontribusi besar membangkitkan perekonomian seperti India. Memang masih cukup panjang perjalanan yang harus ditempuh, tapi yang lebih penting, maukah masyarakat Indonesia sendiri mendukungnya ? Kalau tidak ada dukungan, sangat berat beban film Indonesia untuk bisa sama dengan film India. Sedangkan film India sendiri lebih banyak ditonton oleh masyarakatnya, lebih dari 87 persen penjualan tiketnya berasal dari dalam negeri.

Selasa, 23 Januari 2007

Tuck Everlasting

Selasa, 23 Januari 2007



Tuck Everlasting

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Salah satu rahasia kehidupan adalah kematian itu sendiri. Tidak ada yang tahu kapan akan mati atau seberapa lama akan hidup. Yang pasti, semua yang bernyawa akan mati. Semua akan mengalami perjalanan hidup, mulai dari dilahirkan, dewasa, tua dan kemudian mati. Inilah perjalanan yang telah digariskan, hidup sesuai dengan kodrat. Hidup menyusuri perjalanan waktu.

Tetapi, bagaimana seandainya kita bisa memilih untuk hidup sesuai dengan kodrat atau hidup yang abadi, kita akan memilih yang mana ?

----------------------------

Di suatu sore saya dan istri melihat film "Tuck Everlasting" dari CD yang kami sewa di rental dekat kontrakan kami. Film tersebut diangkat dari sebuah novel karya Natalie Babbitt dengan judul yang sama, menceritakan kisah seorang gadis, Winifred "Winnie" Foster (Alexis Bledel), yang melarikan diri ke hutan karena kehidupan yang menyesakkan dan penuh aturan di rumahnya.

Karena terlalu jauh masuk ke hutan Winnie tersesat. Tidak disengaja ia bertemu dengan Jesse (Jonathan Jackson), anak bungsu dari keluarga Tuck yang tinggal jauh di pedalaman hutan. Pertemuan itu diketahui oleh kakak Jesse, Miles (Scott Bairstow). Kemudian Miles membawa Winnie ke rumahnya. Miles sangat marah karena Jesse berhubungan dengan orang asing karena dianggap membahayakan keluarga Tuck.

Winnie diperlakukan dengan sangat baik oleh keluarga Tuck. Bahkan Mae (Sissy Spacek), ibu Jesse dan Miles, merasa sangat senang karena ada perempuan lain di rumahnya. Angus (William Hurt) kepala keluarga Tuck juga menunjukkan sikap yang baik.

Setelah beberapa hari berada di keluarga Tuck, terjalin hubungan asmara antara Jesse dan Winnie. Hingga di suatu malam Jesse mengatakan sebuah rahasia keluarga yang disimpan ratusan tahun. Sebenarnya Jesse saat itu berusia 104 tahun. Seluruh keluarga Tuck ditambah satu kudanya hidup abadi, tidak bisa mati. Ini disebabkan karena mereka meminum air dari mata air tepat di bawah pohon dimana dulu Jesse dan Winnie pertama kali bertemu.

Karena itulah seluruh keluarga Tuck mengasingkan diri. Mereka takut kalau semua orang tahu rahasia itu sehingga akan terjadi kekacauan karena semua orang akan menginginkannya. Tidak ada seorangpun yang tahu kecuali keluarga Tuck dan menantunya, istri Miles yang saat ini dirawat di rumah sakit jiwa di kota.

Seluruh keluarga Tuck mengetahui hubungan Jesse dan Winnie. Akhirnya Angus mengajak Winnie ke tengah danau. Diatas perahu, Angus menceritakan kisah keluarga dan mata air abadi itu. Angus menceritakan semuanya karena kawatir kejadian Ann berulang. Ann tidak pecaya akan rahasia itu, bahkan menuduh keluarga Tuck menjalankan ajaran setan. Ann meninggalkan keluarga Tuck dan sekarang menjadi gila. Angus tidak ingin Winnie menjadi seperti Ann. Tetapi Angus tidak bisa memaksa untuk meminum atau tidak air itu, semua terserah pada Winnie.

"Semua orang menginginkan hidup abadi, sebenarnya yang lebih penting bukan seberapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita hidup" kata Angus kepada Winnie. "Jangan takut mati, takutlah akan kehampaan hidup" lanjut Angus.

Tanpa diketahui Angus dan Winnie, seorang misterius berbaju kuning (Ben Kingsley) melihat mereka berdua. Orang misterius ini sudah sejak lama berkelana mencari keluarga Tuck untuk memiliki rahasia keabadian itu. Ia mendengar dari Ann yang berteriak-teriak menyebutkannya.

Dengan cerdik, orang misterius itu melaporkan apa yang dilihatnya kepada keluarga Winnie yang sudah kawatir kehilangan putri satu-satunya. Ia bercerita bohong. Winnie berada di tangan penculik yang berbahaya dan jahat, sewaktu-waktu bisa melakukan apa saja terhadap Winnie. Keluarga Winnie meminta bantuannya. Ia menyanggupi tetapi dengan syarat hak kepemilikan hutan yang dimiliki keluarga Winnie di serahkan padanya. Dengan terpaksa permintaan tersebut disetujui.

Dibantu polisi dan anjing pelacak, keluarga Winnie menyusur hutan ke tempat yang ditunjukkan orang misterius berbaju kuning tersebut.

Keluarga Tuck sudah menduga keberadaannya diketahui oleh seseorang. Karena itu, mereka berencana pindah ke tempat yang lain dan mengantarkan Winnie pulang. Sesaat sebelum berangkat datanglah orang yang misterius itu. Orang tersebut meminta rahasia abadi itu dengan menyandera Winnie. Ia ingin menguasainya untuk dirinya dan untuk orang yang meninginkannya, tentu dengan sejumlah imbalan yang besar.

Di tengah ketegangan itu, Mae mengendap-endap dan berhasil memukul kepala orang misterius itu dengan balok kayu. Orang itu roboh dan tewas.

Tak seberapa lama rombongan keluarga Winnie dan polisi tiba di tempat itu. Angus dan Mae ditangkan, sementara Miles dan Jesse berhasil meloloskan diri. Angus dan Mae dimasukkan ke penjara. Mae mendapat hukuman mati karena melakukan pembunuhan.

Sebelum hukuman mati dilaksanakan, pada suatu malam, Miles, Jesse dan Winnie berhasil mengeluarkan Angus dan Mae dari penjara. Mereka tidak ingin hukuman mati dilaksanakan karena Mae tidak bisa mati, semua orang akan mengetahui rahasia abadi itu dan kekacauanpun akan terjadi.

Setelah berhasil mengeluarkan Mae dan Angus, keluarga Tuck berpisah dengan Winnie. Sebelum berpisah, Jesse meminta Winnie untuk meminum air abadi itu ketika suasana sudah aman. Suatu saat nanti Jesse akan menjemputnya.

Setelah berpuluh-puluh tahun berlalu, Jesse kembali untuk menjemput Winnie, tetapi yang dicarinya tidak ditemukan. Semua sudah berubah, kecuali Jesse dan keluarganya karena bagi mereka waktu itu tetap tidak bergerak. Kemudian Jesse pergi ke hutan tempat mata air abadi berada. Kembali Jesse tidak menemukan apa yang dicarinya. Mata air sudah hilang. Di atas bekas mata air itu ada sebuah makam, di nisannya tertulis Winifred Foster, tanggal dan tahun meninggalnya. Ternyata Winnie memilih untuk hidup sesuai kodrat, hidup menyusuri jalan waktu.

----------------------------

Bagi saya dan istri, film ini sangat bagus sekali. Sebenarnya kami tidak terlalu suka dengan setting filmnya, setting abad ke-19. Begitu juga bagi penggemar film action, jangan berharap ada adegan-adagan action yang menarik karena memang tidak ada. Kami tertarik dengan filosofi hidup dan kehidupan yang menjadi inti cerita film ini. "Yang terpenting bukan seberapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita menjalaninya. Jangan takut akan kematian, takutlah akan kehampaan hidup".

Minggu, 12 Februari 2006

John Q

Minggu, 12 Februari 2006
Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Kids & Family


Apakah orang miskin tidak layak mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bagus ? Apakah setiap rumah sakit selalu menanyakan apakah anda punya uang atau tidak, jika tidak, silahkan mencari rumah sakit yang lain ? Itulah pertanyaan yang sempat terfikir dalam benak saya ketika melihat film John Q.

Film ini bercerita tentang perjuangan John Archibald (Denzel Washington) dan istrinya Denise (Kimberly Elise) untuk memasukkan anaknya Michael (Daniel Smith) yang dipanggilnya Mike, kedalam daftar penerima donor jantung. Mike jatuh pingsan ketika bermain baseball. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter mengatakan, Mike kena gagal jantung dan menyarankan untuk melakukan transplantasi jantung agar Mike tetap hidup.

Keluarga John termasuk keluarga yang kurang mampu sehingga biaya transplantasi sebesar $250,000 tidak mampu dibayarnya. Asuransi yang diikutinya juga tidak mencakup biaya transplantasi tersebut sehingga pihak rumah sakit menolak memasukkan Mike kedalam penerima donor.

Mengetahui hal itu, John berusaha mengumpulkan uang dengan menjual barang yang dimilikinya, termasuk satu-satunya mobil yang dipunyainya. Tetapi uang yang dikumpulkannya masih belum cukup. Setelah mendapat kabar dari istrinya bahwa rumah sakit tidak bisa menolongnya lagi, John nekat memaksa rumah sakit dengan menyanderanya. Berita penyanderaan tersebar. Sebuah stasiun televisi meliput secara khusus penyanderaan itu. Dalam salah satu liputannya, stasiun televisi tersebut mewawancarai salah satu teman John yang mendukung aksinya. Akibat wawancara itu, masyarakat banyak yang bersimpati kepada John. Banyak orang yang berkumpul di depan rumah sakit sambil meneriakkan dukungannya kepada John. Akhirnya rumah sakit terpaksa memenuhi permintaan John.

Muncul masalah baru, jantung yang cocok dengan tubuh Mike tidak tersedia di rumah sakit tersebut. John menawarkan diri menjadi pendonor bagi anaknya. Ia mengatakan "Saya tidak ingin menguburkan anak saya, karena anak sayalah yang seharusnya mengubur saya". Sebelum niat John terlaksana ada kabar bahwa jantung untuk Mike telah tersedia.

Dari sisi acting dan dialog, film ini termasuk buruk, hanya mengandalkan kehebatan seorang Denzel Washington saja. Tidak nampak karakter-karakter lain yang muncul. Tetapi film ini sangat menyentuh sisi emosional pemirsanya. Film ini cocok bagi penggemar film drama keluarga, tetapi tidak menarik bagi penggemar film action.

12duadua © 2014