Beberapa waktu yang lalu saya membaca artikel yang sangat menarik di GusMus.net, "Cinta Tuhan, Cinta Sesama". Ada cerita sufi yang sangat menyentuh hati saya. Ternyata Tuhan sangat mencintai hambanya yang mencintai hambanya yang lain. Cinta Tuhan dapat dicapai dengan cinta sesama, malah mempunyai derajat yang lebih tinggi dibanding cinta untuk-Nya. Inilah ceritanya
Suatu malam, Abu Ben Adhim terbangun dari mimpinya yang indah. Dan ia lihat, di ruangan dalam cahaya terang rembulan, yang gemerlap ceria seperti bunga lili yang sedang merekah, seorang malaikat menulis pada kitab emas.
Ketenteraman jiwa membuatnya berani berkata kepada sang Sosok di kamarnya, "Apa yang sedang kamu tulis?" Bayangan terang itu mengangkat kepalanya dan dengan pandangan yang lembut dan manis ia berkata, "Nama-nama mereka yang mencintai Tuhan."
"Adakah namaku di situ?" kata Abu. "Tidak. Tidak ada," jawab malaikat. Abu berkata dengan suara lebih rendah, tapi tetap ceria, "Kalau begitu aku bermohon, tuliskan aku sebagai orang yang mencintai sesama manusia."
Malaikat menulis dan menghilang. Pada malam berikutnya ia datang lagi dengan cahaya yang menyilaukan dan memperlihatkan nama-nama yang diberkati cinta Tuhan. Aduhai! Nama Abu Ben Adhim diatas semua nama.
Mencintai sesama, ingin sekali saya menjadikannya sebagai target untuk bisa saya laksanakan di bulan Ramadhan mendatang. Banyak sekali perilaku saya, di waktu-waktu lalu, yang kurang pas untuk disebut mencintai sesama. Masih banyak orang yang tidak enak, tersinggung dan marah karena perilaku saya. Saya ingin itu semua bisa saya perbaiki.
5 komentar: