
Suatu saat Azif, anak saya, bertanya pada pengasuhnya, "Mbak, ini Jum'at malam ya ?" padahal hari itu masih hari Selasa. "Memang kenapa Dik" tanya pengasuhnya. "Kalau Jum'at malam kan Ayah pulang."
Mendengar cerita itu saya senang sekaligus sedih. Senangnya karena Azif masih mengharapkan saya datang padanya. Saya masih dibutuhkannya. Sedihnya karena tidak setiap hari saya bisa berjumpa dengannya. Tidak bisa selalu hadir saat ia membutuhkan saya.
Saya dan anak saya saling membutuhkan, menyayangi dan mencintai. Ia sangat berharga bagi saya. Begitu pula sebaliknya, saya sangat berharga baginya. Karena itu, jika kami saling berjauhan, ada rasa kangen diantara kami.
Komunitas MP ini juga memberi saya rasa kangen. Setiap hari, sebisa mungkin, saya selalu ingin "berjumpa" dan saling berkomunikasi dengan teman-teman semua. Sehari saja tidak membuka jurnal teman-teman rasanya tidak enak. Apakah saya kecanduan ? Hehehe nggak apalah kalau memang demikian. Semoga saja tidak menyebabkan hal yang tidak baik.
Ditarik ke hubungan vertikal kepada Sang Pencipta. Adakah pada kita rasa kangen ? Rasa yang menyebabkan selalu ingin berjumpa dengan-Nya. Rasa yang memunculkan gairah untuk mengabdi kepada-Nya. Selalu berusaha berjalan dan beringkah laku sesuai dengan kehendak-Nya. Mengharap ridlo-Nya tanpa mempedulikan Surga dan Neraka. Atau puja puji.
Ada atau tidak, yang pasti Ia sangat sayang pada kita. Sudah begitu banyak anugrah yang diberikan-Nya. Tak terhitung nikmat-Nya yang tercurah setiap waktu kepada kita. Tak terkira jumlah rejeki-Nya yang sampai pada kita. Tak habis-habisnya Ia memberi ilmu pengetahuan kepada kita. Sampai jika semua pohon menjadi pena dan air laut jadi tintanya, takkan cukup untuk menuliskannya. Karena ingin kita tidak bodoh dan terpuruk.
Kembali, saya beryukur. Allah memberi rasa kangen pada saya dan Azif. Rasa yang membuat ia, setiap Jum'at malam, berlari dan memeluk saya dengan erat sambil berteriak, "Ayah pulaaaaaaaang."
Gambar pinjam dari A Painting A Day of Eco Art
13 komentar: