Karena tertarik dengan graffiti, hari Jum'at kemarin saya berkeliling mencari lukisan jalanan itu di beberapa tempat di Surabaya. Berbekal kamera digital pinjaman, saya ditemani Teguh meluncur ke Jalan Tunjungan.
Di deretan toko yang tidak pernah buka, kami menemukan beberapa lukisan di rolling door dan di dinding bagian atas. Lukisan-lukisan di situ kebanyakan sudah rusak, ada bekas sobekan poster iklan sehingga gambarnya terkesan jelek. Graffiti yang di tembok atas hanya tagging saja, jadi sangat jelek dam terkesan kotor.
Setelah puas memotret langsung meluncur ke Jembatan Mayangkara, dekat Darmo Trade Center (DTC), Wonokromo. Saya ingat di kolong jembatan ada lukisan-lukisannya. Cukup menarik, lukisan yang bergaya mural itu menggambarkan kota Surabaya dengan icon-iconnya. Ada Tugu Pahlawan, Bambu Runcing, Patung Jales Veva Jayamahe dan beberapa lukisan gedung. Sayang mural ini dibuat karena dukungan salah satu produsen rokok, jadi ya ada logo perusahaan yang besar tertempel.
Kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Agung. Di dekat situ ada tembok memanjang yang banyak graffiti-nya. Meski ada tagging disana-sini, sebenarnya banyak juga lukisan-lukisan yang bagus, tapi catnya sudah usang. Yang menyedihkan ada iklan terselubung. Maksudnya sepertinya graffiti tetapi gambarnya iklan persewaan mobil.
Yang saya senang, saat kami sampai di perempatan Ngagel, BAT (be a te). Di dinding gedung mangkarak ada lukisan yang bergaya mural. Dilihat dari isi tulisannya, mural ini dibuat untuk memperingati HUT RI yang ke-62. Mural ini dikerjakan oleh Fakultas Seni dan Desain UK Petra, DKV Petra dan warga kecamatan Wonokromo. Tentu didukung oleh Camat dan Pemerintah Kota Surabaya.
8 komentar: