Pages

Rabu, 20 Juni 2007

Kyai dan Politik

Rabu, 20 Juni 2007
Sejak reformasi bergulir dan arusnya begitu deras menembus seluruh lekuk-lekuk kehidupan masyarakat, banyak dijumpai kyai yang berperan dan aktif di dunia politik. Di beberapa daerah malah banyak yang menjadi kepala daerah, bupati atau walikota. Bisa dihitung pula berapa banyak kyai yang menduduki kursi wakil rakyat mulai dari DPRD kabupaten sampai DPRRI. Para kyai juga banyak yang masuk dalam jajaran kepengurusan partai politik atau menjadi penasehatnya.

Kiprah para kyai, sebagai panutan dan penegak moral masyarakat, ternyata tidak banyak merubah tabiat perpolitikan kita. Lihat saja banyak kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang masih banyak terjadi, malah ada sebagian kasus yang menyeret mereka. Pertengkaran dalam tubuh partai politik yang memecah-belah menjadi banyak kelompok yang saling bertentangan, juga terjadi pada partai politik dimana para kyai juga ikut andil di dalamnya. Kondisi demikian ini menyebabkan sebagian kalangan menuntut agar para kyai atau ulama meninggalkan dunia politik.

Tetapi Gusmus, panggilan akrab Mustofa Bisri, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin, Rembang, mempunyai pandangan yang berbeda. Tidak masalah kyai atau ulama terjun dalam dunia politik sepanjang dalam konteks politik kebangsaan dan kerakyatan secara luas, bukan politik kekuasaan seperti yang terjadi saat ini. Peran kyai dan ulama akan lebih besar jika mereka masuk di dalamnya. Kyai dan ulama dapat melakukan peran sebagai pengontrol kebijakan-kebijakan pemerintah.

Saya sendiri lebih sepakat kalau untuk saat ini kyai atau ulama lebih banyak berperan di pesantren dan lembaga pendidikan. Tenaga, pikiran dan ilmu mereka lebih banyak dicurahkan untuk mendidik generasi muda kita. Bukan karena saya tidak senang pada para kyai atau membencinya, justru sebaliknya saya sangat menyayangi mereka, dunia politik saat ini masih berkubang pada kepentingan sesaat kekuasaan dan banyak intrik-intrik yang malah memperjelek citra mereka.

Pernah suatu ketika saya bertemu dan ngobrol dengan orang Sumenep, salah satu kabupaten di Madura yang banyak pondok pesantren dan kyai-kyai ternama. Orang tersebut mengatakan sekarang sulit sekali cari kyai yang benar-benar kyai, kyai sekarang sudah terkotori dengan politik. Kyai yang sebenarnya sekarang tinggal di pelosok-pelosok desa yang sayangnya mereka belum terkenal sehingga sangat sedikit muridnya.

Kalau pendapat teman-teman seperti apa ?




Sumber artikel : Kiai Boleh Berpolitik - GusMus.NET
Gambar dari : ACICIS

22 komentar:

12duadua © 2014