![]() |
Gambar : News Dot Com |
Hebat, semua bisa melakukannya. Apa rahasianya ? ternyata ada hubungannya dengan fisika. Yohanes Surya menjelaskan bahwa berjalan diatas bara itu tidak berbahaya asal tahu caranya, sebenarnya ini merupakan gejala fisika. Bagaimana terjadinya ? Yohanes Surya kemudian membawa dua balon, satu berisi udara dan satunya berisi air. Secara bergantian kedua balon disulut dengan korek api, ternyata balon yang berisi udara meletus sedangan yang berisi air tidak.
"Air menyerap energi panas sehingga api tidak membakar balon, sama seperti tubuh kita, darah menyerap panas dari bara sehingga tidak melukai kaki kita, asal jangan terlalu lama, maksimal 3 detik" jelas Yohanes Surya yang disambut tepuk tangan penonton di studio.
Saya juga merasa kagum, ternyata belajar fisika itu menyenangkan, bisa dihungkan dengan peristiwa yang kita alami sehari-hari. Saya membandingkan dengan pelajaran fisika saya waktu di SMA. Wah beda banget, penuh dengan rumus-rumus yang harus dihafal dan minim alat peraga. Guru fisikapun cenderung menakutkan.
Sama halnya ketika belajar matematika, sangat menjemukan, papan tulis isinya angka melulu. Sampai-sampai ada salah satu teman saya yang trauma berat, setiap pelajaran matematika kepalanya pusing dan mau muntah. Pokoknya kalau lihat angka bawaannya perut mual.
Mungkin akan lain jika matematika itu diajarkan oleh Siradjudin, Kepala Sekolah SD 43 Mataram NTB. Belajar matematika versi Siradjudin ini banyak menggunakan peraga, contohnya menggunakan mobil-mobilan untuk mengajarkan konsep perkalian. Siradjudin menyadari bahwa belajar matematika itu menjadi momok bagi sebagian siswanya. Makanya dengan alat yang sederhana ia membuat alat banyak alat peraga untuk mengajarkan matematika sambil bermain. Ide membuat peraga dari mobil mainan itu juga dari mainan anak-anak hadiah dari membeli makanan ringan.
Jika saja Indonesia mempunyai banyak pendidik seperti Yohanes Surya dan Siradjudin, mungkin fisika dan matematika tidak lagi menempati urutan terakhir rata-rata nilai siswa dan banyak ahli dari kedua bidang tersebut lahir di Indonesia.
10 komentar: