Pages

Selasa, 23 Oktober 2007

Mr China

Selasa, 23 Oktober 2007
Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Business & Investing
Author:Tim Clissold
Dalam pertemuan dengan klien untuk meformulasikan sebuah riset pasar produknya, ada sebuah ketakutan yang diungkapkannya menyangkut prospek bisnis di tahun-tahun mendatang. Produk serupa dari China mulai membanjiri pasar di Indonesia dengan harga yang sangat kompetitif. "Kalau kondisi ini terus berlangsung pabrik kami akan tutup karena dengan usaha apapun kami tidak bisa bersaing harga dengan mereka," ungkapnya.

China memang menjadi fenomena yang menarik sekaligus menakutkan bagi negara-negara di dunia. Bahkan negara sebesar Amerika Serikat (AS) pun kawatir dengan perkembangan China. Dalam kurun waktu 25 tahun, China menjelma dari negara besar yang miskin menjadi pusat kekuatan kapitalisme global. Pertumbuhan ekonomi China tiga kali lebih cepat dibandingkan AS.

Dibalik kesuksesan China, ternyata ada kisah tragis dari seorang bankir Wall Street yang mengalami kerugian besar dalam usahanya membangun kerajaan bisnis di China. Kisah ini diramu menjadi sebuah novel yang menarik, "Mr China".

Buku ini sama sekali bukan buku anti China. Justru buku ini disusun karena Tim Clissold, sang pengarang, sangat menggandrungi China. Ia sudah delapan belas tahun tinggal dan bekerja di China. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam buku ini lebih banyak mengungkap kedunguan jenis orang seperti orang Wall Street yang terlalu bersemangat ingin menaklukkan China tanpa mengerti bagaimana China yang sebenarnya.

"Mr China" lebih tepat disebut kisah petualangan. Tiga petualang, seorang bankir Wall Street, seorang konsultan investasi Inggris dan seorang lokal, berangan-angan ingin menaklukkan China. Tetapi jalan terjal menghadang setiap usaha yang dilakukan ketiganya. Hingga angan-angan itu sirna bersama raibnya modal ratusan juta dolar nilai investasinya.

Clissold yang berperan sebagai aku, sangat terpesona dengan apa yang dilihatnya ketika pertama kali ditugaskan berkunjung ke China oleh sebuah konsultan besar di London tempatnya bekerja. Keterpesonaan itu membuatnya ingin ditugaskan kembali di China. Kekuatan sihir China membuat Ia memutuskan untuk keluar karena permintaanya ditolak pimpinan perusahaan.

Atas inisiatifnya sendiri Ia kembali ke Beijing dan belajar tentang China. Dua tahun kemudian, ketika Ia sudah fasih berbahasa mandarin dan sedikit tahu tentang budaya China, Ia melamar ke sebuah perusahaan yang membutuhkan penasehat investasi ke China. Tanpa disangkanya perusahaan itu adalah tempatnya bekerja yang dulu.

Saat itu terjadi eforia investasi ke China, banyak investor yang ingin menanamkan modalnya ke China. Dana-dana untuk China dalam jumlah yang besar terkumpul tanpa tahu bagaimana investasi ke China dilakukan. Sebagai penasehat investor, Clisold bertugas mencari proyek-proyek investasi untuk menyerap dana tersebut.

Dalam usahanya itu Ia bertemu dengan Pat, seorang bankir Wall Street dan Ai Jian, mantan pejabat pemerintah China. Ketiganya merupakan pasangan yang solit. Dalam kurun waktu dua tahun hubungan ketiganya berubah menjadi sebuah perusahaan dengan dua puluh bisnis dan mempunyai lebih dari dua puluh lima ribu pegawai.

Namun demikian, usaha ketiganya menghadapi banyak masalah. Mulai dari mental pekerja yang buruk, budaya tidak disiplin, pengeluaran perusahaan yang tidak terkontrol sampai pada penggelapan uang oleh direktur perusahaan. Belum terbentuknya perangkat hukum investasi dan juga kelakuan aparat pemerintah yang kurang tanggap menyebabkan usaha penyelesaian melalui polisi dan pengadilan menemui jalan buntu. Bukan menyelesaikan masalah, malah menambah masalah.

Menghadapi masalah yang terus-menerus datang membuat kesehatan Clissold terganggu. Ia mengambil jeda untuk mengembalikan kondisi kesehatannya. Dalam perenungannya, akhirnya Ia sadar bahwa pendekatan gaya Wall Street tidak bisa diterapkan di China. China mempunyai kebudayaan sendiri yang sudah berkembang sejak lima ribu tahun yang lalu.

Dengan semangatnya yang baru, Ia bertekat kembali ke China untuk memulai pertempuran dengan pola pikir yang baru. Memang tidak semua masalah diselesaikan dan tidak semua pertempuran dimenangkannya. Tetapi pertempuran itu membawanya pada kesadaran yang baru tentang bagaimana berhubungan dan berbisnis dengan China.

Kisah petualangan ini sangat menarik karena bisa menggambarkan bagaimana sisi lain dari kisah sukses China menguasai pasar dunia. Penggambaran itu sangat berguna bagi pebisnis untuk mendapatkan pelajaran bagaimana melakukan bisnis dalam iklim yang semrawut dan perilaku birokrat yang menyebalkan.

Di sisi yang lain, membaca "Mr China" menumbuhkan optimisme bahwa Indonesia akan bisa mencapai apa yang telah dicapai China. Tentu dengan syarat ada usaha yang serius dari semua pihak untuk mewujudkannya. Khusus bagi pemerintah, maukah meniru China yang tidak tanggung-tanggung memberantas korupsi tanpa pandang bulu ?

9 komentar:

12duadua © 2014