
Beberapa minggu terakhir ini, aktifitas Gunung Kelud menunjukkan gejala-gejala akan meletus. Dilihat dari 3 letusan sebelumnya, tahun 1951, 1966, dan 1990, Gunung Kelut termasuk gunung berapi dengan perionde waktu letusan yang singkat, antara 10 sampai 25 tahun. Rentang waktu dari letusan yang terakhir sampai sekarang sudah 17 tahun, berarti sudah masuk periode letusan.
Hasil pemantauan Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga menunjukkan tanda-tanda Gunung Kelud siap meletus. Danau kawah di puncak Gunung Kelud mengalami perubahan warna. Suhu air danau meningkat, pada kedalaman 15 meter suhunya mencapai 37 derajat celcius. Suhu normal pada kedalaman tersebut 33 derajat celcius. Dapur magma berada pada kedalaman 4,2 km di bawah danau kawah, padahal pada kondisi normal kedalamannya antara 5 sampai 10 km.
Meski belum bisa dipastikan kapan terjadi letusan, sangat perlu untuk mempersiapkan upaya-upaya penanganan jika sewaktu-waktu Gunung Kelud benar-benar meletus. Pak Amien Widodo, Ketua Pusat Studi Bencana Alam LPPM ITS menghimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Kelud bisa memberdayakan diri sendiri dan saling membantu untuk upaya penyelamatan saat terjadi krisis.
Pak Amien berpendapat, upaya peberdayaan masyarakat lokal lebih efektif mencegah jatuhnya banyak korban saat bencana alam terjadi. Karena, masyarakat lokal lebih mengenal karakteristik wilayahnya sendiri dan mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi dengan wilayah bencana. Mereka juga mempunyai kemampuan yang bisa dipergunakan meskipun dalam keadaan darurat.
Pemberdayaan masyarakat sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia rawan terjadi bencana abaik karena pergerakan lempeng bumi maupun aktifitas gunung berapi. Pemberdayaan ini dapat meningkatkan kemampuan masyarakat menghadapi bencana yang sewaktu-waktu datang. Tujuan akhirnya adalah agar kemampuan masyarakat tersebut menjadi budaya dan kearifan lokal yang tanggap terhadap bencana.
Kita semua berharap tidak ada lagi korban yang berjatuhan, atau paling tidak bisa menekan sekecil mungkin korban akibat ketidaktahuan dan ketidaksiapan menghadapi bencana. Kita juga mempunyai kewajiban untuk lebih peduli dan saling membantu saudara-saudara kita. Hari ini mereka, tapi mungkin suatu saat kita sendiri yang mengalaminya.
Tautan terkait aktifitas Gunung Kelut :
Himbauan Pak Amien Untuk Masyarakat Di Sekitar Gunung Kelut. Bencana tsunami Aceh, gempa di Yogya dan Jawa Tengah, tsunami Pangandaran, meletusnya Gunung Merapi, gempa di Bengkulu-Padang dan bencana-bencana lain di Indonesia mestinya memberi pelajaran sangat penting untuk bangsa kita bagaimana menangani bencana dan bagaimana memulihkan keadaan setelah bencana. Kenyataanya hampir semua dampak bencana yang ditimbulkan selama ini masih menyisakan derita dan trauma bagi masyarakat yang terpapar.
Tim Vulkanologi : Mungkin Sudah Saatnya Gunung Kelud Meletus. Selama 7 hari terakhir, warna air di danau kawah menunjukan perubahan sebagai tanda-tanda Gunung Kelud meletus. Selain itu, hasil pengukuran deformasi dengan metode Laveling juga menujukan posisi tanah yang telah mengalami penurunan mencapai 20 centimeeter.
25 Paranormal Gelar Ritual di Danau Kawah Gunung Kelud. Aktivitas Gunung Kelud yang terus meningkat membuat khawatir. Tak kurang dari 25 paranormal yang berada di sekitar Gunung Kelud, Kamis (20/9/2007) menggelar ritual di sekitar danau kawah untuk meminta agar bencana letusan gunung api tidak terjadi.
8 komentar: