Pages

Minggu, 28 Oktober 2007

Kata dan Makna

Minggu, 28 Oktober 2007
Kata, tidak hanya sederet huruf. Setiap kata mempunyai makna. Berbicara dan menulis sebenarnya tidak hanya melontarkan kata atau tulisan, tetapi maknalah yang kita sampaikan.

Dalam berkomunikasi, lisan maupun tulisan, sangat tidak efektif jika tidak ada kesepakatan mengenai makna suatu kata. Pernah saya diajak pusing-pusing oleh saudara saya yang baru datang dari Malaysia. Awalnya saya bingung, apa maksudnya mengajak pusing-pusing. Mau pusing saja kok ngajak-ngajak. Eh ternyata, pusing-pusing itu maksudnya jalan-jalan.

Antara anak-anak dan orang dewasa terkadang juga mempunyai pemahaman yang berbeda tentang makna sebuah kata. Masa kanak-kanak gampang sekali menyerap banyak kata, tetapi untuk menyerap makna butuh waktu dan pengalaman.

Suatu pagi anak saya bilang "yah, sepertinya aku tidak punya masalah"

Saya terperanjat, seketika itu saya hentikan membaca buku dan perhatian penuh tertuju padanya. Saya bertanya-tanya, apa yang sebenarnya ia maksud dengan "masalah" ? Apakah "masalah" yang saya pahami sama dengan "masalah" yang ia maksud.

"Ayah punya masalah ?" tanyanya kemudian.

Saya menjawab "Tidak"

"Ayo beli yah"

Hihihihi...saya tidak bisa menahan geli. Ternyata ia mempunyai makna sendiri tentang "masalah". Mungkin semacam mainan yang bisa dibeli di toko.

Sabtu kemarin saya mengajak ia ke Telaga Sarangan. Kebetulan saya diminta bapak mengantar beliau ke Magetan. Ada resepsi pernikahan anak seorang temannya. Karena sudah sampai Magetan, saya mengusulkan sekalian pergi ke Sarangan. Usul saya diterima.

Tujuan ke Sarangan sebenarnya bukan hanya untuk berekreasi saja tetapi sekaligus memberitahu anak saya kalau Sarangan itu nama sebuah telaga yang ada di Magetan. Soalnya, sudah berkali-kali ia menyebut Sarangan tetapi sambil menunjuk lapangan bola. Terakhir ia bilang Sarangan itu rumahnya bego (alat berat untuk mengeruk tanah). Semoga dengan pergi dan melihat langsung Telaga Sarangan, ia menjadi paham Sarangan itu apa. Kami juga menjelaskan "telaga" itu apa.

Tentang "masalah", semoga ada waktu dan kesempatan untuk menjelaskan kepada anak saya. Semoga juga ada konteks yang pas agar ia mudah memahaminya. Kalau ia sudah ngerti apa "masalah" itu sebenarnya, masihkah ia mengajak saya untuk membelinya ?

Kamis, 25 Oktober 2007

Full Music Radio

Kamis, 25 Oktober 2007
Beberapa bulan terakhir ini saya sering mendengarkan radio yang full music. Artinya radio yang hanya menyiarkan musik saja. Pada awal-awal siaran (radio ini masih baru) benar-benar full music. Selama 24 jam tidak ada iklan maupun suara penyiar, paling-paling hanya jingle radionya saja.

Saya teringat pada masa kuliah dulu. Ada radio amatir milik teman-teman Teknik Fisika yang juga menyiarkan musik sehari penuh. Nama radionya TF FM (bacanya : TF ngeF M). Karena radio kampus, otomatis tidak ada iklannya. Suara penyiarnya juga jarang-jarang terdengar.

Sebagai taman beraktifitas, mengerjakan skripsi, membaca dan mencuci pakaian, TF FM sangat pas sekali. Lagu-lagu yang diputar dipilih lagu yang sedang ngetop saat itu.

Sekarang saya menemukan radio yang serupa. Kebetulan saya kenal dengan pengelola radio full music ini. Kemarin saya berkunjung kesana. Dan ternyata, radio ini hanya dikelola oleh tiga orang saja. Satu direkturnya sekaligus marketing, satu administrasi sekaligus keuangan dan satunya lagi operator siaran.

Sebagai radio profesional, konsep full music itu sangat mengherankan saya. Awalnya saya menduga, karena masih baru jadi belum menemukan konsep yang pas. Sebagai perkenalan awal diputarlah musik, tanpa penyiar dan tanpa ada acara on-air (talk show, pilihan pendengar dan sebagainya).

Saya baru ngerti setelah sang direktur menjelaskan bahwa konsep radionya memang dibuat begitu, "sampai kapanpun, radio ini hanya memutar musik saja tanpa ada penyiarnya, yang penting kan ada iklannya Mas" katanya.

Bener juga. Sekarang sudah ada beberapa iklan yang masuk. Meski ada iklannya, radio ini masih menarik juga, masih banyak musiknya dibanding iklannya. Saya tidak tahu, apakah nanti setelah banyak iklan yang masuk, radio ini masih menarik atau berubah jadi menyebalkan. Harapan saya sih semoga bisa optimal pembagiannya agar saya masih bisa menikmati siarannya.

Rabu, 24 Oktober 2007

Rumus Bahagia

Rabu, 24 Oktober 2007
"Bahagia" adalah salah satu misteri yang sampai sekarang belum ada definisi yang diterima oleh semua orang. Ya. Setiap orang mempunyai definisi sendiri-sendiri tentang bahagia. Terkadang, definisi yang satu berlawanan dengan definisi yang lain.

Sebagian orang menganggap akan mendapat kebahagiaan jika memiliki uang yang berlebih. Dengan uang semua bisa diraihnya. Rumah, mobil, tempat-tempat rekreasi dan hiburan bahkan kekuasaan dan kehormatan pun bisa dibeli.

Tetapi menurut sebagian orang yang lain, uang sama sekali tidak memberikan kebahagiaan. Rumah bisa dibeli dengan uang, tetapi kehangatan, kasih sayang dan keharmonisan rumah tangga tidak bisa dibeli, money can buy house, but can't buy home.

Semua orang yang berduit dapat membeli sex, memuaskan hawa nafsunya. Tetapi siapa yang bisa membeli cinta yang tulus dari seorang istri atau suami ? Money can buy sex, but can't buy love.

Menjadi orang yang berlebih harta terkadang juga tidak bisa tidur nyenyak. Ada orang yang selalu takut, mengapa Tuhan memberi kemudahan dalam mencari harta, sampai-sampai saat duduk santai di rumah pun ada saja rejeki yang datang. Jangan-jangan ada sesuatu yang harus saya kerjakan dengan harta itu. Kalau tidak, kemurkaan Tuhan akan menimpa diri dan keluarganya. Tapi ia belum tahu apa yang dimaui Tuhan.

Apalagi harta yang dimilikinya hasil dari korupsi atau kejahatan. Hidupnya selalu dikejar-kejar ketakutan dan rasa was-was. Ada hansip nagih uang keamanan saja takutnya setengah mati. Money can buy bed, but can't buy sleep.

Bagaimana mencapai bahagia ? Masing-masing mempunyai rumus sendiri-sendiri juga. Bagi orang yang percaya bahwa uang bisa membahagiakan, berpedoman untuk mencapai bahagia maka carilah uang sebanyak-banyaknya.

Filosof mengatakan, kebahagiaan itu terletak dalam diri masing-masing orang, bukan pada semua yang ada diluarnya. Carilah kebahagiaan itu di dalam diri, karena tidak akan pernah ketemu di luarnya.

Ustad menasehati, untuk mencari bahagia terus-menerus dekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Karena kebahagiaan paling hakiki adalah jika kita dekat dengan-Nya.

Ada juga yang iseng mengatakan, bahagia itu akan didapat jika kita bisa berfoya-foya di masa muda, kaya-raya saat tua dan jika mati masuk surga. Ini rumus yang seenaknya sendiri.

Nah, pagi ini saya membaca di Kompas yang mengulas khusus "Hari Asuransi Indonesia" yang jatuh pada tanggal 18 Oktober kemarin. Menariknya, ada rumus bahagianya, bahagia (b) dapat dicapai dengan mengikuti asuransi (a) apa saja, menyelesaikan premi (p1) yang sesuai dengan perencanaan (p2).

b = ap2

Tentu teman-teman (boleh) punya rumus sendiri mencapai kebahagiaan. Bagaimana rumus kebahagiaan menurut teman-teman ?

Selasa, 23 Oktober 2007

Mr China

Selasa, 23 Oktober 2007
Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Business & Investing
Author:Tim Clissold
Dalam pertemuan dengan klien untuk meformulasikan sebuah riset pasar produknya, ada sebuah ketakutan yang diungkapkannya menyangkut prospek bisnis di tahun-tahun mendatang. Produk serupa dari China mulai membanjiri pasar di Indonesia dengan harga yang sangat kompetitif. "Kalau kondisi ini terus berlangsung pabrik kami akan tutup karena dengan usaha apapun kami tidak bisa bersaing harga dengan mereka," ungkapnya.

China memang menjadi fenomena yang menarik sekaligus menakutkan bagi negara-negara di dunia. Bahkan negara sebesar Amerika Serikat (AS) pun kawatir dengan perkembangan China. Dalam kurun waktu 25 tahun, China menjelma dari negara besar yang miskin menjadi pusat kekuatan kapitalisme global. Pertumbuhan ekonomi China tiga kali lebih cepat dibandingkan AS.

Dibalik kesuksesan China, ternyata ada kisah tragis dari seorang bankir Wall Street yang mengalami kerugian besar dalam usahanya membangun kerajaan bisnis di China. Kisah ini diramu menjadi sebuah novel yang menarik, "Mr China".

Buku ini sama sekali bukan buku anti China. Justru buku ini disusun karena Tim Clissold, sang pengarang, sangat menggandrungi China. Ia sudah delapan belas tahun tinggal dan bekerja di China. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam buku ini lebih banyak mengungkap kedunguan jenis orang seperti orang Wall Street yang terlalu bersemangat ingin menaklukkan China tanpa mengerti bagaimana China yang sebenarnya.

"Mr China" lebih tepat disebut kisah petualangan. Tiga petualang, seorang bankir Wall Street, seorang konsultan investasi Inggris dan seorang lokal, berangan-angan ingin menaklukkan China. Tetapi jalan terjal menghadang setiap usaha yang dilakukan ketiganya. Hingga angan-angan itu sirna bersama raibnya modal ratusan juta dolar nilai investasinya.

Clissold yang berperan sebagai aku, sangat terpesona dengan apa yang dilihatnya ketika pertama kali ditugaskan berkunjung ke China oleh sebuah konsultan besar di London tempatnya bekerja. Keterpesonaan itu membuatnya ingin ditugaskan kembali di China. Kekuatan sihir China membuat Ia memutuskan untuk keluar karena permintaanya ditolak pimpinan perusahaan.

Atas inisiatifnya sendiri Ia kembali ke Beijing dan belajar tentang China. Dua tahun kemudian, ketika Ia sudah fasih berbahasa mandarin dan sedikit tahu tentang budaya China, Ia melamar ke sebuah perusahaan yang membutuhkan penasehat investasi ke China. Tanpa disangkanya perusahaan itu adalah tempatnya bekerja yang dulu.

Saat itu terjadi eforia investasi ke China, banyak investor yang ingin menanamkan modalnya ke China. Dana-dana untuk China dalam jumlah yang besar terkumpul tanpa tahu bagaimana investasi ke China dilakukan. Sebagai penasehat investor, Clisold bertugas mencari proyek-proyek investasi untuk menyerap dana tersebut.

Dalam usahanya itu Ia bertemu dengan Pat, seorang bankir Wall Street dan Ai Jian, mantan pejabat pemerintah China. Ketiganya merupakan pasangan yang solit. Dalam kurun waktu dua tahun hubungan ketiganya berubah menjadi sebuah perusahaan dengan dua puluh bisnis dan mempunyai lebih dari dua puluh lima ribu pegawai.

Namun demikian, usaha ketiganya menghadapi banyak masalah. Mulai dari mental pekerja yang buruk, budaya tidak disiplin, pengeluaran perusahaan yang tidak terkontrol sampai pada penggelapan uang oleh direktur perusahaan. Belum terbentuknya perangkat hukum investasi dan juga kelakuan aparat pemerintah yang kurang tanggap menyebabkan usaha penyelesaian melalui polisi dan pengadilan menemui jalan buntu. Bukan menyelesaikan masalah, malah menambah masalah.

Menghadapi masalah yang terus-menerus datang membuat kesehatan Clissold terganggu. Ia mengambil jeda untuk mengembalikan kondisi kesehatannya. Dalam perenungannya, akhirnya Ia sadar bahwa pendekatan gaya Wall Street tidak bisa diterapkan di China. China mempunyai kebudayaan sendiri yang sudah berkembang sejak lima ribu tahun yang lalu.

Dengan semangatnya yang baru, Ia bertekat kembali ke China untuk memulai pertempuran dengan pola pikir yang baru. Memang tidak semua masalah diselesaikan dan tidak semua pertempuran dimenangkannya. Tetapi pertempuran itu membawanya pada kesadaran yang baru tentang bagaimana berhubungan dan berbisnis dengan China.

Kisah petualangan ini sangat menarik karena bisa menggambarkan bagaimana sisi lain dari kisah sukses China menguasai pasar dunia. Penggambaran itu sangat berguna bagi pebisnis untuk mendapatkan pelajaran bagaimana melakukan bisnis dalam iklim yang semrawut dan perilaku birokrat yang menyebalkan.

Di sisi yang lain, membaca "Mr China" menumbuhkan optimisme bahwa Indonesia akan bisa mencapai apa yang telah dicapai China. Tentu dengan syarat ada usaha yang serius dari semua pihak untuk mewujudkannya. Khusus bagi pemerintah, maukah meniru China yang tidak tanggung-tanggung memberantas korupsi tanpa pandang bulu ?

Senin, 22 Oktober 2007

Mudik dan Kepedulian Kita

Senin, 22 Oktober 2007
Saya miris membaca berita di Kompas Senin kemarin. Bayangkan ada lebih dari seribu kecelakaan lalu lintas selama mudik lebaran. Yang lebih mengerikan lagi, 322 orang meninggal akibat kecelakaan itu.
 
Jumlah itu masih lebih kecil dibandingkan tahun yang lalu. Sebanyak 354 orang meninggal saat mudik lebaran tahun 2006.
 
Meski jumlahnya menurun angka 322 itu bukan angka yang kecil untuk ukuran nyawa. Satu nyawapun bisa sangat berarti bagi keluarga yang ditinggalkannya, apalagi kalau yang meninggal tersebut adalah tumpuan hidup seluruh anggota keluarga.
 
Tetapi kurang bijaksana jika karena alasan tersebut kita melarang orang untuk mudik saat lebaran. Mudik tidak hanya menjalankan tradisi bersilaturahmi. Lebih dari itu, bagi sebagian orang, mudik adalah wujud tanggung jawab seorang anak untuk berbakti kepada orang tua.
 
Banyak yang terjadi selama setahun dalam rumah tangga yang hanya dihuni oleh satu atau dua orang yang sudah lanjut usia. Banyak masalah juga yang dialami mengiringi hari-hari yang dijalaninya. Kehadiran anak menjadi harapan untuk menghapus keletihan hidup. Syukur kalau bisa membantu menyelesaikan masalah meski hanya menyumbang pikiran dan dorongan semangat.
 
Ditambah dengan alasan-alasan mudik yang lain dari sekedar untuk pamer kesuksesan sampai karena ingin menjenguk sanak saudara yang sudah berpuluh tahun ditinggalkannya, kita bisa memahami mengapa setiap tahun terjadi arus mudik.
 
Meski dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan, mereka selalu berusaha mudik setiap lebaran. Termasuk mengupayakan mudik dengan biaya yang semurah-murahnya. Ini yang menjadi salah satu sebab banyak pemudik yang menggunakan sepeda motor. Dari catatan Ditlantas Polri yang ditulis Kompas, ada 1,97 sepeda motor keluar Jakarta menjelang lebaran. Meningkat 0,17 juta dibanding tahun 2006 yang lalu.
 
Sepeda motor sebenarnya tidak direkomendasikan untuk perjalanan jauh (lebih dari 8 jam perjalanan). Apalagi jika berada dalam satu jalur dengan kendaraan besar, mobil dan truck, akan sangat membahayakan bagi pengendara sepeda motor sendiri. 
 
Mudik tidak bisa dihilangkan dari budaya masyarakat yang masih menganut hubungan kekerabatan yang kuat seperti di Indonesia. Jumlah pemudik bisa berkurang dengan pemerataan ekonomi dan meningkatkan daya tarik di seluruh daerah sesuai dengan karakter ekonomi masing-masing daerah.
 
Tetapi untuk Indonesia keadaan itu sepertinya belum bisa tercapai untuk 10 atau 20 tahun mendatang. Mudik akan terus ada setiap tahun.
 
Kita patut bersyukur ada banyak pihak yang peduli mengurangi jumlah kecelakaan saat mudik. Ada yang menyediakan pos-pos informasi, ada yang membuat tempat-tempat peristirahatan sementara di sepanjang jalur mudik, ada juga yang menyewakan bus-bus untuk mudik murah atau gratis. Terlepas dari kepentingan dibalik itu, pemudik terbantu dengan program itu. Banyak pemudik yang memanfaatkan tempat yang tersedia untuk beristirahat sementara. Bus-bus mudik terisi penuh menyebar ke berbagai daerah.
 
Pemerintah melalui jajarannya di kepolisian juga sangat responsif melihat fenomena mudik. Beberapa kepolisian daerah mengadakan pengawalan bagi pemudik yang bersepeda motor secara berkelompok. Daerah rawah kecelakaan juga dijaga dan dipantau.
 
Yang belum bisa dilaksanakan dengan baik adalah bagaimana meningkatkan kepedulian pemudik sendiri. Tidak ugal-ugalan di jalan. Sadar akan peraturan lalu lintas. Sabar dalam berkendara. Dan bagi pengendara sepeda motor tidak membawa barang yang berlebihan.
 
Selama mudik masih terus berlangsung dan membudaya di masyarakat, kepedulian terhadap keselamatan diri dan orang lain sangatlah penting untuk mengurangi jatuhnya korban. Semoga ini bisa disadari oleh semua pihak, pemerintah, swasta dan pemudik sendiri.

Selasa, 09 Oktober 2007

Gunung Kelud dan Tanggap Bencana

Selasa, 09 Oktober 2007
Sore, 10 Februari 1990, saya melihat ada yang aneh dengan langit di sebelah timur. Matahari di barat masih tinggi, tetapi warna langit sebelah timur sudah gelap. Awalnya saya mengira itu gejala biasa aja, pertanda akan turun hujan. Awan gelap lama kelamaan bergerak semakin mendekat. Sudah mulai banyak debu putih yang berjatuhan. Malam harinya, debu putih turun seperti hujan. Pagi harinya saya baru tahu Gunung Kelud meletus.

Beberapa minggu terakhir ini, aktifitas Gunung Kelud menunjukkan gejala-gejala akan meletus. Dilihat dari 3 letusan sebelumnya, tahun 1951, 1966, dan 1990, Gunung Kelut termasuk gunung berapi dengan perionde waktu letusan yang singkat, antara 10 sampai 25 tahun. Rentang waktu dari letusan yang terakhir sampai sekarang sudah 17 tahun, berarti sudah masuk periode letusan.

Hasil pemantauan Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga menunjukkan tanda-tanda Gunung Kelud siap meletus. Danau kawah di puncak Gunung Kelud mengalami perubahan warna. Suhu air danau meningkat, pada kedalaman 15 meter suhunya mencapai 37 derajat celcius. Suhu normal pada kedalaman tersebut 33 derajat celcius. Dapur magma berada pada kedalaman 4,2 km di bawah danau kawah, padahal pada kondisi normal kedalamannya antara 5 sampai 10 km.

Meski belum bisa dipastikan kapan terjadi letusan, sangat perlu untuk mempersiapkan upaya-upaya penanganan jika sewaktu-waktu Gunung Kelud benar-benar meletus. Pak Amien Widodo, Ketua Pusat Studi Bencana Alam LPPM ITS menghimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Kelud bisa memberdayakan diri sendiri dan saling membantu untuk upaya penyelamatan saat terjadi krisis.

Pak Amien berpendapat, upaya peberdayaan masyarakat lokal lebih efektif mencegah jatuhnya banyak korban saat bencana alam terjadi. Karena, masyarakat lokal lebih mengenal karakteristik wilayahnya sendiri dan mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi dengan wilayah bencana. Mereka juga mempunyai kemampuan yang bisa dipergunakan meskipun dalam keadaan darurat.

Pemberdayaan masyarakat sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia rawan terjadi bencana abaik karena pergerakan lempeng bumi maupun aktifitas gunung berapi. Pemberdayaan ini dapat meningkatkan kemampuan masyarakat menghadapi bencana yang sewaktu-waktu datang. Tujuan akhirnya adalah agar kemampuan masyarakat tersebut menjadi budaya dan kearifan lokal yang tanggap terhadap bencana.

Kita semua berharap tidak ada lagi korban yang berjatuhan, atau paling tidak bisa menekan sekecil mungkin korban akibat ketidaktahuan dan ketidaksiapan menghadapi bencana. Kita juga mempunyai kewajiban untuk lebih peduli dan saling membantu saudara-saudara kita. Hari ini mereka, tapi mungkin suatu saat kita sendiri yang mengalaminya.


Tautan terkait aktifitas Gunung Kelut :

Himbauan Pak Amien Untuk Masyarakat Di Sekitar Gunung Kelut. Bencana tsunami Aceh, gempa di Yogya dan Jawa Tengah, tsunami Pangandaran, meletusnya Gunung Merapi, gempa di Bengkulu-Padang dan bencana-bencana lain di Indonesia mestinya memberi pelajaran sangat penting untuk bangsa kita bagaimana menangani bencana dan bagaimana memulihkan keadaan setelah bencana. Kenyataanya hampir semua dampak bencana yang ditimbulkan selama ini masih menyisakan derita dan trauma bagi masyarakat yang terpapar.

Tim Vulkanologi : Mungkin Sudah Saatnya Gunung Kelud Meletus. Selama 7 hari terakhir, warna air di danau kawah menunjukan perubahan sebagai tanda-tanda Gunung Kelud meletus. Selain itu, hasil pengukuran deformasi dengan metode Laveling juga menujukan posisi tanah yang telah mengalami penurunan mencapai 20 centimeeter.

25 Paranormal Gelar  Ritual di Danau  Kawah Gunung Kelud. Aktivitas Gunung Kelud yang terus meningkat membuat khawatir. Tak kurang dari 25 paranormal yang berada di sekitar Gunung Kelud, Kamis (20/9/2007) menggelar ritual di sekitar danau kawah untuk meminta agar bencana letusan gunung api tidak terjadi.

Minggu, 07 Oktober 2007

Cinta Seorang Pembantu

Minggu, 07 Oktober 2007
Saya tidak mengerti apa itu cinta, lagian saya ini seorang pembantu tidak pantaslah terus-menerus memikirkan cinta. Yang saya tahu, Si Mas orangnya baik, pengertian dan enak diajak ngomong. Ia juga suka membantu kalau saya bawa belanjaan yang banyak.

Saya kenal Si Mas setahun yang lalu. Ia buruh bangunan di gedung sebelah rumah majikan saya. Katanya, rumah Si Mas di kampung, di Jawa Tengah sana. Memang terlihat dari tindak-tanduk dan gaya bicaranya yang lembut dan sopan, Ia asli orang Jawa.

Saya semakin hari-semakin akrab dengannya. Beberapa kali saya keluar bareng, makan atau sekedar jalan-jalan di pasar kaget pinggiran kompleks perumahan. Majikan saya mengijinkan saya dekat dengan seseorang, tapi selalu mewanti-wanti jangan terlalu dekat dan mudah tergoda dengan seseorang.

"Ini kota besar nduk, orangnya banyak dan bermacam-macam, kita tidak tahu asal-usulnya dari mana. Nduk, kehidupan kota itu sangat keras. Orang yang kelihatannya baik bisa berubah jahat kalau kepepet."

Tapi, kelihatannya Si Mas tidak seperti sangkaan majikan saya. Ia orangnya tegas dan bertanggung jawab. Apalah artinya cinta tanpa tanggung jawab, nasehat majikan saya suatu waktu. Saya memegang kata-kata itu dan menjadi janji saya, kalau mencari jodoh harus pilih orang yang bertanggung jawab.

"Jum, maukan kau menikah denganku ?" kata Si Mas suatu sore di trotoar depan perumahan.

Saya kaget mendengarnya. Dada saya berdebar, mulut saya terkunci tidak bisa berkata-kata. Tidak pernah saya mendengar kata-kata seindah itu. Seumur hidup, saya menjadi manusia kelas bawah, kelas pembantu, selalu disuruh-suruh tanpa sekalipun menyuruh. Kali ini saya seperti terlahir kembali menjadi manusia yang setara, yang bebas memilih, menentukan masa depan saya sendiri.

Tapi saya tidak langsung mengiyakan. Kata orang tua, tidak baik langsung menerima lamaran orang tanpa pertimbangan. Saya meminta waktu barang dua-tiga hari untuk berfikir sekaligus meminta pertimbangan pada majikan saya. Mau minta pertimbangan orang tua, terlalu lama, di rumah saya tidak ada telepon, bisanya hanya berkirim surat. Belum tentu juga surat itu nyampek, terkadang terselip di meja pak sekdes. Majikan saya kan sudah saya anggap orang tua saya sendiri.

Majikan saya meragukan niat baik Si Mas karena tidak tahu asal-usulnya dari mana, orang tuanya siapa dan statusnya, perjaka, menikah atau duda. Tapi saya tetap ngotot, saya yakin Si Mas baik dan bertanggung jawab. Akhirnya majikan saya menyerahkan keputusan sepenuhnya pada saya. Majikan saya juga berpesan, kalau saya jadi menikah, saya diminta sebisa mungkin mengabari keluarga di kampung. Bagaimanapun, orang tua sayalah yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk menikahkan saya.

Setelah enam bulan menikah ada yang berubah dari Si Mas. Ia menjadi pemarah dan susah sekali diajak ngobrol tentang masa depan rumah tangga kami. Saya yang sering mengalah. Saya tidak ingin bertengkar. Saya harus lebih bersabar, mungkin Ia capek sekali. Saya harus lebih pandai mencari waktu untuk mengobrol dengannya.

Suatu saat, Si Mas berkunjung ke rumah majikan saya. Saya sendang mencuci pakaian waktu itu. Oh ya, saya dan Si Mas ngontrak rumah, majikan saya juga yang membayar uang kontrakan kami. Ia bertanya, apakah saya punya uang, katanya untuk modal bisnis dengan temannya. Ia tidak mau terus-menerus menjadi buruh bangunan, Ia Ingin berubah.

Saya senang sekali mendengarnya. Kalau bisnis suami saya majua, tak usahlah saya menjadi pembantu. Biar saya di rumah saja, mengurus anak-anak. Terbayanglah kehidupan yang bahagia di masa depan. Tapi saya tidak begitu jelas bisnis apa suami saya itu.

"Pokokknya bisnis, kamu tidak usah banyak tanyak, yang penting menhasilkan uang," katanya.

Waktu itu saya tidak punya uang. Ada sih, tapi kan untuk hidup sampai akhir bulan. Ia tetap ngotot. Ini kesempatan yang baik, sayang kalau dilewatkan dan kesempatan itu tidak bisa datang dua kali, katanya. Saya juga ngotot tidak punya uang. Ia marah dan masuk kamar majikan saya.

"Jangan Mas, jangan" saya menangis dan meronta menghalanginya. Tapi badannya terlalu kekar untuk saya tahan. Setelah beberapa lama di dalam kamar, Ia keluar dan pergi begitu saja tanpa pamit kepada saya.

Beberapa hari kemudian majikan saya kaget, uang dan perhiasannya hilang. Nilainya cukup besar, puluhan juta rupiah. Saya menjadi tersangka utama. Saya hanya tertunduk dan menangis saat majikan saya menginterogasi. Saya pasrah, meski harus berhadapan dengan polisi dan jeruji besi.

Oh, saya semakin tidak mengerti apa cinta itu. "Semoga kamu tidak bernasip seperti saya, semoga kamu mendapat cinta yang sebenarnya," saya usapkan telapak tangan saya ke perut yang sudah kelihatan membesar ini.

Gambar pinjam dari Abstract-Life

Jumat, 05 Oktober 2007

Kebangkitan Indonesia, Kebangkitan Para Bloger

Jumat, 05 Oktober 2007
Terbentuknya sebuah negara yang bernama Indonesia tidak terlepas dari peran komunitas-komunitas penggeraknya. Lahirnya Boedi Oetomo berawal dari sekelompok pemuda pelajar yang melihat kenyataan bahwa bangsa Indonesia masih dilingkupi kebodohan sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang terindas dan tidak mempunyai kekuatan menentukan nasibnya sendiri.

Sebagai golongan terpelajar, mereka merasa mempunyai tanggung jawab melepaskan bangsanya dari keterpurukan itu. Sebagai alat perjuangannya mereka mendirikan Boedi Oetomo, wadah untuk mrefleksikan sikap kritis dan keresahan intelektualnya.

Misi utama Boedi Oetomo adalah menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan dan mendorong semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka berikan.

Pergerakan Boedi Oetomo melahirkan kesadaran kebangsaan rakyat Indonesia terutama di kalangan pemuda pelajar dan mahasiswa. Terbentuklah banyak kelompok-kelompok studi kebangsaan dan organisasi-organisasi pemuda. Pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 diadakan Kongres Pemuda II. Pada penutupan kongres tersebut diucapkan janji setia pada persatuan bangsa yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Yang tidak kalah pentingnya adalah perjuangan para mahasiswa Angkatan'98 yang berhasil melahirkan reformasi di Indonesia. Pergerakan mahasiswa di kampus-kampus dengan kelompok studinya masing-masing menimbulkan kesadaran untuk berubah. Muncullah demonstrasi-demonstrasi mahasiswa di pusat maupun di daerah. Puncaknya pada pendudukan gedung DPR/MPR yang memaksa Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya.

Tiga episode sejarah Indonesia diatas membuktikan bahwa lahirnya kebangkitan Indonesia berawal dari komunitas-komunitas yang terus-menerus berfikir bagaimana bangsa Indonesia keluar dari masalah yang dihadapinya. Periode 1908, Boedi Oetomo berhasil membangkitkan semangat kebangsaan dan kesadaran untuk merdeka yang sudah hilang dari benak rakyat Indonesia karena terlalu lama terjajah.

Periode 1928 berhasil mempersatukan perjuangan pemuda-pemuda Indonesia yang semula masih terpecah-pecah dan bersifat kedaerahan menjadi perjuangan seluruh pemuda Indonesia. Semangat ini kemudian menjadi cikal bakal perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Angkatan'98 yang lahir dari keadaan krisis ekonomi dan pengelolaan negara yang tidak baik. Keadaan sulit pada waktu itu memberi semangat mereka untuk mengadakan perlawanan. Pergerakan Angkatan'98 berhasil menggelindingkan bola salju sehingga para tokoh-tokoh nasional satu persatu ikut bergabung dan mendukung cita-citanya.

Saat ini, banyak masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Kemiskinan, kualitas pendidikan yang rendah, masalah lingkungan, bencana alam, TKI, disintegrasi, ancaman pencaplokan dari negara lain dan masih banyak lagi daftar masalah yang harus diselesaikan bangsa Indonesia.

Di sisi yang lain, perkembangan teknologi internet melahirkan banyak komunitas-komunitas yang umumnya berasal dari kalangan masyarakat terdidik dan mampu secara inteltual. Banyak miling list terbentuk dengan beratus-ratus atau bahkan ribuan tema diskusi.

Terakhir, muncul blog sebagai wadah ekspresi diri dan mencurahkan segala ide dan gagasan. Yang menarik para bloger membentuk komunitas yang bermula dari keinginan untuk kopi darat (kopdar) antar mereka. Kopi darat lama-kelamaan menjadi kegiatan rutin para bloger. Kemudian Kopdar yang awalnya hanya bertemu biasa, lama kelamaan menggagas sebuah aktifitas. Akhirnya, aktifitas tersebut berkembang menjadi aktifitas sosial yang banyak bermanfaat bagi masyarakat.

Baksos Ramadhan MPers 2007 salah satunya. Kegiatan ini dirancang untuk berbagai dengan kaum dhuafa termasuk menyantuni adik-adik di Rumah Cahaya Penjaringan (RCP) yang sudah rutin dilakukan 2 kali setahun. Kegiatan baksos ini antara lain berkunjung ke panti jompo dan panti asuhan, kegiatan dengan anak yatim piatu dan anak jalanan serta Sahur Ont The Road. Sesuai dengan kegiatannya, tema baksos MPers adalah "Jangan Menyerah Karena Kemiskinan".

Kegiatan komunitas bloger Indonesia yang juga menarik adalah "Pesta Bloger 2007" yang rencananya akan dihadiri Menkominfo. Kegiatan ini dilandasi kesadaran para bloger bahwa blog sudah menjadi alternatif untuk bersuara. Banyak jurnal-jurnal yang ditulis bloger menjadi perhatian banyak pihak yang terkait untuk menanggapi atau bahkan memperkarakannya di pengadilan. Tjuan pesta ini adalah untuk menciptakan iklim ngeblog yang positif di Indonesia.

Sudah selayaknya kita berharap pada para bloger dan komunitasnya untuk menjadi penggerak lahirnya Kebangkitan Indonesia Baru yang dapat mensejahterkan seluruh rakyat Indonesia. Semoga harapan ini dapat terwujud.

Rabu, 03 Oktober 2007

Mari Menyelamatkan Budaya Bangsa

Rabu, 03 Oktober 2007
Rating:★★★★
Category:Other
Kita pantas marah dan mengutuk negara tetangga kita. Sudah beberapa kali kita dikecewakannya. Mulai dari banyak kasus kekerasan terhadap tenaga kerja kita sampai pada penggunaan kekayaan budaya kita tanpa minta ijin.

Kita seolah tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak bisa membuktikan klaim-kalim yang kita ajukan. Tapi tidak ada gunanya marah tanpa ada tindakan nyata untuk berubah.

Ada diskusi yang sangat menari di detikForum terkait dengan insiden Rasa Sayange. Untuk melindungi kekayaan budaya kita, salah satu peserta diskusi mengusulkan membuat website tentang budaya Indonesia. Website ini akan menampung semua jenis budaya yang ada di Indonesia.

Bagaimana langkahnya ? Seorang peserta diskusi dengan ID Maskiko menyampaikan langkah yang pertama adalah dengan menginventaris kebudayaan, seni atau apapun yang ada di sekitar kita. Dengan mencantumkan sumbernya, lebih akurant lebih baik. Mungkin dalam ruang lingkup satu provinsi.

Ia mencontohkan untuk daerah Jawa Tengah, list budaya kasarnya adalah :
1. Kategori alat musik : Calung dari Banyumas
2. Kategori rumah adat : Rumah Joglo
3. Kategori lagu : Suwe Ora Jamu
4. Kategori makanan : mendoan dari Banyumas, kripik dari Banyumas.

Sungguh sebuat langkah yang menarik dan pantas untuk kita tiru. Memang kita harus mengambil langkah nyata untuk menyelamatkan bangsa ini dari usikan bangsa lain.

Saya juga ingin menginventaris seni dan budaya dPonorogo, daerah tempat kelahiran saya :
1. Kesenian khas : Reog Ponorogo
2. Baju : Penadon dan Kolor
3. Makanan : Nasi Pecel Ponorogo
4. Alat musik : slompret khas reog

Hayo siapa lagi yang mau menginventaris kesenian dan budaya di daerahnya ?

Maafkan Aku Teman, Terpaksa Meninggalkanmu

Lho, laki-laki kok punya suami ? Aku tidak bisa menyembunyikan keherananku. Meski dari dulu aku sudah tahu, ada laki-laki yang mempunyai kecenderungan suka pada laki-laki. Bahkan ada beberapa yang menginginkan bisa menikah dan dicatat sebagai pasangan yang syah. Tapi baru kali ini aku bertemu dan bertatap muka secara langsung.
 
Sunggu aku tidak pernah menduga. Di siang hari yang panas. Di tengah keramaian terminal. Dan di depan masjid. Aku mendapat pengalaman ini. Siang itu aku menunggu kakakku. Janjian bertemu jam 11. Masih satu jam lagi. Aku sengaja berdiri tepat di tengah halaman masjid yang bisa dilihat dari semua arah agar kakakku gampang menemukanku.
 
"Nunggu siapa Mas" kata lelaki yang datang kearahku.
 
"Teman" kataku.
 
Mulailah percakapanku dengannya. Dari basa-basi kenalan sampai pada pengakuannya yang sangat mengejutkan itu.
 
"Saya nunggu bojoku Mas, bojo lanang" ucapnya dalam dialek Surabaya yang kental. 
 
"Bojo lanang, suami maksud Mas" setengah tidak percaya aku mengulanginya.
 
Ia mengangguk dan berterus terang mengatakan bahwa Ia seorang gay. Mungkin jaman sudah berubah. Menjadi gay bukan hal yang perlu ditutup-tutupi lagi. Aku teringat sebuah artikel yang mengatakan sudah dari sononya manusia itu tercipta menjadi gay atau lesbi. Karena itu, sebenarnya ada empat jenis manusia, selain laki-laki dan perempuan, ada dua jenis lagi, gay dan lesbi. Keempat jenis itu sudah terpetakan dalam kode-kode genetik manusia.
 
Tapi, bukan karena percaya dengan kesimpulan artikel itu aku mau ngobrol dengannya. Sebagai sesama manusia, aku harus memperlakukannya selayaknya manusia yang lain. Menghormati dan berusaha tidak menyinggung perasaannya. Akupun menyembunyikan kecanggunganku. Rasa penasaranku juga muncul. Ingin rasanya mengetahui, mengapa Ia lebih memilih laki-laki daripada perempuan. Dan pada saat yang tepat aku menanyakannya.
 
"Barang saya mati Mas" jawabnya.
 
Ia juga mengaku, barangnya sudah tidak berfungsi sejak kecil. Tapi, apakah hanya karena itu Ia menjadi gay ? Bukankan banyak orang yang bisa menyembuhkan kekurangannya itu ? Lihat saja iklan-iklan di koran, banyak yang menawarkan diri dengan caranya masing-masing. Dari cara yang sederhana menggunakan minyak oles sampai teknologi mutakhir layaknya dokter spesialis. Berarti tidak hanya karena itu kan ? Ada faktor-faktor yang lain.
 
Lalu faktor lain itu apa ? Pernah juga aku membaca. Dulu ada perdebatan yang sengit di kalangan ahli psikologi. Sebagian menyebutkan faktor genetislah yang mempengaruhi perilaku manusia. Ini membenarkan bahwa empat jenis manusia itu ada sejak awal penciptaannya. Sebagian yang lain tidak setuju dengan kesimpulan itu, yang paling menentukan adalah pola pengasuhan dan pengalaman yang diterima manusia di masa yang lalu. Jadi tidak benar manusia itu tercipta empat jenis.
 
Nah yang mana yang harus kuanut ? Belumlah sampai pada kesimpulan yang mana, aku dikejutkan lagi oleh kata-katanya. Dengan sedikit pelan Ia mengatakan,
 
"Mas ganteng lo, lebih ganteng dari bojoku"
 
Mekanisme pertahanan dalam diriku mulai memberi aba-aba. Lampu kuning tanda peringatan sudah menyala. Aku harus mencari cara, bagaimana menghindar darinya. Bukan, bukan karena aku tidak mau berteman dengannya. Aku tidak ingin kita berteman dengan cara itu. Meski tidak yakin Ia berbeda jenis denganku, aku mengerti mengapa Ia berperilaku seperti itu. tapi jangan paksa aku untuk bertindak seperti itu. Maafkan aku teman, terpaksa aku meninggalkanmu.


Gambarnya pinjam dari Sabin Corneliu Buraga

Selasa, 02 Oktober 2007

Jambu Monyet

Selasa, 02 Oktober 2007
Sabtu kemarin saya mengajak anak saya berkunjung ke rumah kakek (buyut anak saya). Agar mau diajak, saya memberitahunya kalau di rumah buyut ada gunung dan kita bisa mendakinya. Anak saya langsung bersemangat dan bergegas masuk ke mobil.

Sesampai tempat tujuan, tanpa babibu, ia langsung menarik tangan saya pergi ke gunung di belakang rumah. Diajak bersalaman kakek buyutnya aja tidak mau, penginnya cepet-cepet naik gunung. Akhirnya kami berdua, ditambah adik saya dan anaknya langsung menuju belakang rumah. Mulailah petualangan kami.

Sudah hampir menjelang tengah hari, udara saat itu sangat panas. Dengan nafas yang ngos-ngosan, saya terus dipaksa naik sampai ke puncak sambil menggendong anak saya. Kasihan kalau disuruh jalan sendiri terus, lagian jalannya juga mulai menaik dan terjal. Semakin lama, tenaga saya mulai terkuras dan tidak bisa menggantinya karena sedang puasa.

Sebelum sampai di puncak, saya dan adik saya yang juga menggendong anaknya akhirnya menyerah. Dengan menyampaikan alasan-alasan, saya memohon kepada anak saya untuk berhenti sampai di pohon di depan sana. Usaha saya berhasil, ia menyetujui tawaran saya.

Kami berteduh di bawah pohon jambu monyet yang banyak tumbuh di lereng-lerengnya. Kebetulan pohon yang ini agak rindang dan sudah berbuah. Adik saya naik dan memetik dua buah untuk anak saya dan anaknya.

Saya dan adik saya saling berpandangan dan tersenyum melihat mereka berdua melahap jambu monyet. Oya, saya ingat, belum pernah anak saya merasakan jambu monyet sebelumnya. Mungkin karena itu ia bersemangat memakannya sampai banyak airnya bercucuran dari mulutnya.

Meski rasanya asem dan sepet, tapi mungkin enak juga disantap untuk mengobati rasa haus. Saya menelan ludah saat anak saya bilang "enaaaaak".


Kasiat Jambu Monyet dari REPUBLIKA online :
  1. tangkai buah semu mengandung vitamin C yang cukup tinggi (180 mg/100g). Vitamin C nya bersifat menciutkan (astringent) luka sariawan, karena itu bagian ini diyakina bisa menyembuhkan sariawan.
  2. Menyembuhkan pegel linu. Caranya, sebanyak 10 gram daun jambu monyet yang muda ditambah dengan rimpang kencur sebanyak 7 gram dan air 110 ml. Bahan-bahan ini kemudian ditumbuk lalu diseduh. Airnya disaring dan diminum satu kali sehari.
  3. Menyembuhkan sembeli atau susah buang air besar. Yang digunakan adalah kulit kayunya. Sebanyak 10 gram kulit kayu jambu mete dicuci sampai bersih, selanjutnya direbus dalam dua gelas air selama 20 menit. Kemudian airnya didinginkan lalu disaring dan diminum. Agar hasilnya maksimal, ramuan ini diminum dua kali sehari.
  4. Mengatasi penyakit kencing manis. Sebanyak 15 gram kulit kayu jambu monyet dicuci bersih, dipotong-potong, dan rebus dengan tiga gelas air hingga tersisa satu gelas. Biarkan hingga dingin lalu saring airnya. Air ini diminum sehari dua kali masing-masing setengah gelas.
12duadua © 2014