Pages

Rabu, 26 November 2008

Menjadi Bagian dari Solusi

Rabu, 26 November 2008

Seorang warga Amerika Serikat Peter Miller menyewa konsultan untuk melakukan diet energi di rumahnya. Penggunaan energinya di audit. Kemudian dianalisa. Lalu ditentukan formasi alat rumah tangga yang tepat agar penggunaan energi listriknya optimal.

Miller perlu melakukan itu karena ingin berperan menekan laju kerusakan iklim akibat pemborosan energi. Ia mengatakan, "Perubahan iklim bukan sekedar tentang cerobong asap dan gletser yang mencair. Perubahan iklim juga tentang individu seperti kita. Karena kita memainkan peran yang lebih besar dalam mengubah iklim Bumi daripada yang mungkin kita pikirkan. Namun kita juga dapat menjadi bagian dari solusi."

Di pinggiran Depok, Eddy Djamaludin juga mempunyai kesadaran yang sama. Ia merasa, manusia sekarang sedang menghadapi masalah iklim dan lingkungan. Udara semakin panas, banjir, polusi, sampah dan lain-lain. Jika masalah itu tidak segera diselesaikan akan berakibat tidak baik pada kelangsungan hidup manusia.

Eddy juga menengok pada ajaran agama yang dianutnya. Ia yakin solusi tidak akan diperoleh jika bukan manusia sendiri yang mengusahakannya. Ia juga percaya bahwa setiap manusia mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan karena manusia adalah khalifah di bumi.

Bersama keluarga dan kerabatnya, Eddy bertekad menciptakan tempat tinggal yang ramah lingkungan.

Suatu saat ada sekolah TK yang tertarik untuk mengadakan kegiatan menanam pohon di tempat itu. Seratus anak direncanakan datang, masing-masing membawa satu bibit tanaman. Namun, pada hari pelaksanaan satu anak tidak bisa ikut karena sakit sehingga hanya 99 bibit yang ditanam. Jadilah tempat itu dinamakan Kampung 99 Pepohonan.

Sekarang kampung itu sudah rimbun, banyak pohon tumbuh di sekitar rumah-rumah mereka, udara sejuk yang langka itu bisa dinikmati dengan mudah. Yang lebih membahagiakan bagi Eddy adalah ternyata banyak burung dan hewan lain yang datang. "Lihat tuh tupai pun senang berada disini," katanya sambil menunjuk pada sepasang tupai yang berkejaran di ranting pohon.

Tidak hanya hewan, manusia pun banyak yang ingin merasakan kenikmatan berada di kampung itu. Sesekali, keluarga Eddy harus mengalah tidur di rumah saudaranya yang lain karena rumahnya dipinjam pengunjung. Kampung 99 Pepohonan telah menjadi alternatif wisata bagi keluarga.

Gambar pinjam dari ALiF

4 komentar:

12duadua © 2014