Pages

Rabu, 07 Maret 2007

Minggu-minggu Kemarin Saya Jeda Sejenak...

Rabu, 07 Maret 2007

Minggu-minggu terakhir ini saya jarang sekali nengok MP. Saya mendapatkan rahmat dari Allah untuk bisa merasakan sakit. Rahmat karena saya bisa merasakan begitu besarnya nikmat sehat itu.

Awalnya saya menganggap biasa rasa kurang enak di badan ini, saya masih tetap bekerja seperti biasa. Hari itu pas hari Jum'at, sebentar lagi akan pulang ke Malang dan bisa istirahat dua hari di rumah. Seninnya saya tetap masuk kerja meski rasa kurang enak badan masih terasa bahkan bertambah parah. Benar saja, jam 3 sore sudah tidak kuat lagi. Saya minta ijin pulang.

Sampai di rumah (di Surabaya saya tinggal di rumah kakak) saya minum jahe hangat dan makan roti dan langsung tidur. Jam 5 saya bangun, tapi badan kok terasa melayang dan kepala pusing. Wah ini sakit beneran pikirku. Saya langsung berkemas-kemas pulang ke Malang.

Setelah dua hari ijin tidak masuk kerja, kamisnya saya balik ke Surabaya. Lumayan badan sudah enakan. Tidak lama setelah sampai di Surabaya, istri saya mengabari kalau anak saya sakit. Waduh...jadi tertular ke anak. Saya merasa bersalah membawa virus ke rumah...Istri saya langsung membawanya ke dokter dan benar kata dokter penyakitnya sama persis dengan saya.

Tapi istri saya kawatir, di Malang sedang mewabah demam berdarah. "Dok apakah ada kemungkina kena demam berdarah ?" tanya istri saya. Dokter masih belum bisa memastikan karena masih hari pertama, demam berdarah bisa diditeksi setelah hari ketiga. "Ok saya pantau sampai sabtu, nanti dicek lagi" kata dokter.

Sabtu, panas anak saya turun, sepertinya sakitnya sudah sembuh. Minggunya anak saya sudah bermain dengan teman-temannya. Saya dan istri sempat mengajaknya ke toko untuk belanja. Tapi senin pagi badannya panas lagi, semakin siang panasnya semakin tinggi, badannya lemas, seharian hanya tidur-tiduran saja. Malamnya saya membawanya ke dokter kembali. Dokter menyarankan untuk cek darah, ia curiga anak saya kena demam berdarah. Di arsip dokter ada tetangga saya yang sudah positif demam berdarah. Saya dan istri langsung lemas...

Besoknya saya bawa anak saya ke laboratorium untuk cek darah. Hasilnya memang positif demam berdarah. Trombositnya di bawah batas normal. Saya dan istri hampir menangis.

Kami dan dokter berunding bagaimana langkah selanjutnya yang harus diambil, apakah harus opname atau tidak. Setelah agak lama akhirnya diputuskan untuk dirawat di rumah saja, tapi dokter wanti-wanti untuk memberinya minum yang banyak, sewaktu-waktu kritis tidak sampai drop karena kehilangan cairan sehingga masih bisa tertolong.

Kami berdua harus mengawasi perkembangan anak saya setiap saat. Setengah jam sekali saya bergantian dengan istri memegang telapak tangan dan kakinya. Kalau terasa dingin sekali harus segera dirujuk ke rumah sakit karena itu tanda-tanda syok dan harus segera dilakukan penanganan di rumah sakit.

Alhamdulillah, malam itu tidak terjadi apa-apa. Paginya saya kembali membawanya ke laboratorium untuk dilakukan cek darah ulang, hasilnya trombositnya naik dan sudah dalam batas normal. Saya mengkonsultasikannya ke dokter, ia menyarankan besok cek darah lagi untuk memastikan perkembangannya.

Saya dan istri berucap syukur, hasil cek yang ketiga ini trombositnya naik lagi, kondisi anaknya sudah kembali normal, ceria seperti semula.






15 komentar:

12duadua © 2014