Pages

Kamis, 19 Januari 2006

Sejarah Yang Hilang

Kamis, 19 Januari 2006
Tidak sedikit warga negara Indonesia yang sekarang tinggal di luar
Indonesia, entah karena sekolah ataupun bekerja, yang pesimis akan
tetap
eksisnya Indonesia tercinta ini. Bukan tanpa alasan mereka mempunyai
pandangan seperti itu. Disaat negara-negara lain mencapai kemajuan yang
pesat (lihat China, India dan bahkan Vietnam), Indonesia kita ini
semakin tidak karuan. Belum tuntas masalah lama terselesaikan, datang
lagi
masalah yang baru. Belum selesai rehabilitasi korban tsunami di Aceh,
timbul lagi bencana banjir di Jember dan tanah longsor di Banjarnegara.
Dua bencana yang terakhir diperkirakan karena kesalahan manusia.
Bencana itu terjadi karena
banyak terjadi pembalakan hutan. Tapi anehnya, tidak ada yang merasa
bersalah, kadang Tuhan dijadikan alasan penyebab bencana itu terjadi.



Saat ini, dunia sedang berproses menuju era tanpa batas yang disebut
globalisasi. Globalisasi menuntut pengkaburan batas-batas negara atau
bahkan menghilangkannya. Proses itu semakin terlihat jelas, budaya yang
dulu kita sebut budaya barat, sekarang sudah dapat kita temui di negeri
kita. Makanan, pakaian dan prilaku masyarakat banyak meniru barat. Masyarakat kita
sudah terbiasa dengan humberger, hotdog dan pitza, sudah tidak malu lagi berpakaian serba minim dengan cat rambut yang berwarna-warni dan setiap malam clubbing di cafe-cafe.



Kenyataan itu yang membuat saya memahami sikap teman-teman kita yang
melihat negeri kita dari luar sana. Tentu kita masih ingat pelajaran
sejarah tentang Majapahit dan Sriwijara sebagai dua kerajaan besar yang
pernah berjaya dengan kekuasaan yang maha luas. Armada lautnya ditakuti
banyak negara, konon itulah nenek moyang kita, seorang pelaut yang
jaya. Tetapi kejayaan dua kerajaan itu seperti ditelan bumi hilang tanpa
bekas. Sulit sekali kita menemui bekas-bekas kejayaan dua kerjaan itu
ditempat yang katanya dulu sebagai pusat pemerintahannya. Kejayaan Majapahit dan Sriwijaya itu
tinggal cerita sejarah mungkin suatu saat diragukan kebenarannya.



Apakah Indonesia, negara kita tercinta ini akan bernasip sama dengan
Majapahit dan Sriwijaya ? Apakah anak cucu kita kelak, 100 atau 200
tahun mendatang masih mengenal Indonesia ? Masihkah sejarah Indonesia
terus berlanjut, atau sejarah akan bercerita lain, dulu, Jawa, Sumatra,
Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi itu jadi satu, namanya Indonesia ?





3 komentar:

12duadua © 2014