Seorang nelayan putus asa setelah usahanya sama sekali tak mendapatkan hasil. Jaring yang dilemparkannya ke laut sia-sia belaka. Lemparan pertama ia mendapat bangkai keledai yang yang sudah membusuk, lemparan keduanya mendapat barang pecah belah yang tak berguna, sedangkan lemparan yang ketiga hanya mendapat tembikar yang berisi pasir.
Dengan hati yang putus asa, ia bersenandung:
Memang rezki tak tentu, kadang terurai kadang terikat
Seolah tak ada goresan pena yang memberi berkat
Zaman sering rendahkan mereka yang baik
Dan mengangkat mereka yang tak berhak
Duhai mati datanglah kau, hidup ini sialan memang
Karena burung telah jatuh, dan itik malah terbang
Seekor burung terbang arungi timur dan barat dunia
Sedang burung lain mendapat makan tanpa harus kemana-mana
[Disadur dari Hikayat 1001 Malam, Malam ke-3]
12 komentar: