
Ini adalah kisah tentang tersandung. Kisah tentang Alp Arslan, sultan Seljuk, yang tewas ditengah pasukannya sendiri. Bukan karena pertempuran yang dasyat, tapi karena sebab yang sepele.
Alp Arslan ingin menaklukkan Samarkand. Ia membawa pasukan yang terdiri dari dua ratus ribu penunggang kuda. Derapnya menggetarkan bumi. Saat menyeberang sungai menuju Samarkand, perlu waktu dua puluh hari sampai penunggang kuda paling belakang sampai ke seberang. Sambil berdiri tegak memandangi pasukannya ia berkata, "Inilah aku!"
Tibalah Alp Arslan di perbatasan Samarkand. Yussef, kepala penjaga perbatasan, dan pasukannya melawan. Tak perlu waktu banyak untuk mengalahkan Yussef. Badan Yussef yang kurus kering itu tak berdaya diseret kehadapan Alp Arslan. "Lepaskan dia, biar panahku sendiri yang menghukumnya," kata sultan itu. "Apalah arti seorang cecunguk dihadapan seorang yang besar," katanya dalam hati.
Tapi sultan lupa, terlalu sulit memanah dalam jarak dekat. Anak panah yang pertama meleset. Belum sempat panah yang kedua siap, Yussef menerjang. Tubuh tambun itu roboh dan sekarat. Dua tusukan belati melukai dada dan perutnya. Ia pun tewas.
Sebenarnya tidak terlalu sulit menghindari batu sandungan, tinggal jalan saja sambil melangkahinya. Tapi terkadang, kecongkakanlah yang membuat lalai, terlalu tegak memandang langit sehingga lupa memperhatikan kaki melangkah.
Catatan: Gambar pinjam dari sini
3 komentar: