Pages

Selasa, 28 November 2006

Apa manfaat acara seperti ini ?

Selasa, 28 November 2006







Hari-hari terakhir ini saya sangat sedih. Lagi-lagi karena tragedi yang terjadi di negeri ini. Korban jatuh lagi. Kali ini karena pengaruh tayangan TV yang tidak mendidik, smack down.

Mengejutkan, begitu besar pengaruh acara tersebut membentuk prilaku anak. Suatu saat, ketika menunggu teman di bengkel, saya melihat gurauan seorang anak kecil (mungkin anak pemilik bengkel itu) dengan pekerja. Tiba-tiba muncul ungkapan dari anak itu "Jangan macam-macam, tak smack down nanti". Waktu itu kedengarannya biasa saja. Tapi sekarang, menjadi kenyataan yang sangat menakutkan.

Dalam proses awal perkembangannya, seorang anak akan melakukan observasi terhadap lingkungan sekitarnya. Selanjutnya anak akan menirukannya dalam bentuk perilaku. Dan akhirnya prilaku menjadi kebiasaan. Tidak heran memang kalau anak-anak SD bahkan TK sudah pandai menirukan adekan-adekan dalam tayangan smack down karena setiap hari mereka melihat dan menyukai acara tersebut. Apalagi tidak ada pendampingan dan pengarahan dari orang tua atau guru mereka. Dalam masa-masa awal perkembangan, anak belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, jika tidak ada respon dari lingkungannya, orang tua atau guru, mereka akan menirukannya.

Tragedi smack down ini hendaknya menyadarkan kita semua sebagai bagian dari lingkungan pembentuk prilaku anak, generasi penerus bangsa. Sudahkah kita menyediakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak ? Sudahkah pengelola media, khususnya TV, melihat dari sudut pandang perkembangan anak dalam menentukan apa yang akan dipublikasikan ?

Semoga tidak terjadi lagi tragedi-tragedi yang menyedihkan di negeri ini.












Kamis, 23 November 2006

Bunga Ini Untukmu

Kamis, 23 November 2006




Bunga ini untukmu. Bawalah harumnya pergi menghadap-Nya. Kumohon bawalah, hanya ini yang bisa kuberikan, tanda terima kasihku padamu. Iya. Aku tahu kau tak butuh semuanya, kau tak butuh harumnya karena kau sendiri adalah harum itu. Kau juga tidak butuh terima kasih karena hanya rela yang kaupunya. Bunga ini hanyalah tanda.

Bawalah harumnya karena hanya harum yang akan abadi, bunga sendiri akan layu dan mati. Sama seperti dirimu. Jasatmu memang layu, rapuh terpanggang dan kelam terendam. Tapi harummu abadi. Terus terkenang sepanjang pagi. Pertanda bagi kami yang lalai mengurus bumi. Serakah menguras isi dan lupa menyirami.

Jika kau bertemu dengan-Nya, sampaikan sembah sujudku. Sampaikan pula permohonan ampunku. Tidak. Tidak yang lain. Hanya ampunan yang aku harapkan. Iya. Kaupun hanya menyampaikan saja, terserah pada-Nya berkenan atau tidak menerimanya.

Bunga ini untukmu, bawalah harumnya karena hanya harumnya yang abadi, bunga sendiri akan layu dan mati.






Banner




Save Indonesia From Corruption

Kamis, 16 November 2006

Aku Rindu......

Kamis, 16 November 2006

Sudah sekian lama aku tidak merasakan sejuk dan segarnya air hujan. Sebenarnya, menurut hitungan jaman dulu, bulan ini sudah masuk musim penghujan, puncaknya di bulan Desember. Kata orang-orang tua bulan Desember diartikan sebagai Gedhe-gedhene Sumber (sumber yang paling besar), maksudnya di bulan Desember air di sumur-sumur penduduk paling banyak. Tapi entahlah, Desember akan tiba, hujanpun belum juga turun.

Untuk mengobati kerinduanku akan hujan, aku googling (berselancar di Google), mencari puisi-puisi tentang hujan. Dan menemukan satu puisi dari Sapardi Djoko Damono, " Hujan Bulan Juni"

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Teringat pula masa kecil di kampung ketika penghujan tak kunjung tiba, setiap habis adzan magrib, kami berpujian bersama di mushola dekat rumah memohon pada Yang Mengatur Musim untuk mendatangkan hujan.

Duh Gusti Allah
Kulo nyuwun jawah
Jawah ingkang deres
Sarto nylametaken

Ya Allah / Kami mohon turunkan hujan / Hujan yang deras / Dan hujan menyelamatkan. Begitulah doa kami waktu itu yang sekarang menjadi doaku. Semoga Allah mendengarkan dan mengabulkan permintaanku.




Kamis, 09 November 2006

Untuk Direnungkan : Siapa Pahlawan Itu ?

Kamis, 09 November 2006

Orang yang berjasa untuk terciptanya suasana yang memungkinkan setiap
manusia berkembang menjalankan tugas kehidupannya, itulah Pahlawan.



Tanggal 10 November mempunyai sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia, lebih khusus lagi bagi masyarakat Surabaya. Lebih dari setengah abad yang lalu, sejarah mencatat terjadinya perlawanan dari rakyat Surabaya (yang lebih dikenal dengan sebutan Arek Surabaya) dengan senjata seadanya melawan tentara Sekutu yang bersenjata lebih modern. Pertempuran yang tidak seimbang itu mengakibatkan banyak Arek Surabaya yang gugur, menjadi Pahlawan. Saya tidak tahu persis siapa yang memenangkan pertempuran itu, Arek Surabaya atau tentara Sekutu. Saya hanya tahu dari informasi yang disampaikan guru sejarah saya waktu SMA dulu bahwa Arek Surabaya berhasil menjadikan tentara sekutu kalang kabut hingga Sang Jendral (Mallaby) tewas dalam pertempuran itu. Arek Surabaya juga berhasil merobek warna biru dari bendera Belanda sehingga hanya tersisa warna merah dan putihnya dan mengibarkannya kembali di tiang menara Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit).

Karena peristiwa itu, tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan dan Surabaya disebut sebagai Kota Pahlawan. Di pusat pertempuran itu juga dibangun Tugu Pahlawan sebagai tugu peringatan.

Pahlawan. Siapa sebenarnya pahlawan itu ? Orang yang berjasa, benar. Berjasa untuk apa ? Merebut kemerdekaan dan mempertahankannya, menjadikan bangsa kita menjadi bangsa yang terhormat sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia, menegakkan keadilan dan menciptakan kemakmuran, menjadikan dan mengupayakan kecerdasan bangsa, menjaga moral dan martabat bangsa, mengentaskan bangsa dari kemiskinan (bukan memberantas kemiskinan lho). Saya kira semuanya benar. Orang yang berjasa untuk terciptanya suasana yang memungkinkan setiap manusia berkembang menjalankan tugas kehidupannya, itulah Pahlawan.

Manusia yang hidup tertindas dialam penjajahan (manusia yang tidak merdeka), manusia yang bodoh, manusia yang tidak bermoral dan manusia yang hidup dalam kemiskinan tentu tidak bisa berkembang, tidak bisa menjalankan tugas kehidupannya. Atau paling tidak, mereka tidak bisa memaksimalkan potensi yang diberikan kepadanya untuk tugas kehidupannya. Seorang yang disebut Pahlawan berjasa untuk menghilangkan semua hambatan itu.

Siapa yang memberi gelar Pahlawan kepada seseorang ? Tentu bukan orang itu sendiri, tapi masyarakatlah yang memberikan pengakuannya. Semakin banyak masyarakat yang mengakui jasanya semakin tinggi pula kualitas kepahlawanannya.

Ada dua contoh menarik yang bisa kita renungkan di Hari Pahlawan ini.

Pertama, Muhammad Yunus, peraih nobel perdamaian 2006, seorang berkewarganegaraan Bangladesh. Keluarganya termasuk orang kaya sehingga Dia berkesempatan mengenyam pendidikan sampai memperoleh gelar Ph.D. Hidup berkecukupan dan jenjang pendidikan yang tinggi itu tidak membuatnya tercerabut dan melepaskan diri dari kondisi lingkungannya yang saat itu sedang terjadi bencana kelaparan. Kegelisahan melihat sesama warga yang menderita menggerakkan hatinya untuk ikut terjun membantu menyelesaikan bencana itu. Dia percaya, sebenarnya rayat miskin mempunyai kemampuan bertahan hidup yang tinggi, terbukti sampai saat ini dengan banyak keterbatasanpun mereka masih dapat bertahan. Jika mereka diberi kesempatan dan kemudahan akses pasti mereka dapat memperbaiki hidupnya. Dengan keyakinannya itu, didirikanlah Grameen Bank yang memberikan pinjaman kepada sesama warga yang miskin tanpa jaminan apapun. Dengan model pinjaman itu, banyak rakyat miskin terbantu dan berhasil keluar dari jurang kemiskinan.

Yang kedua. George W Bush, presiden AS saat ini. Dia mempunyai keyakinan yang kuat bahwa usaha-usaha yang dilakukannya saat ini adalah untuk menciptakan perdamaian dunia. Negara-negara yang dianggap mempunyai potensi membuat dunia menjadi kacau ditentangnya, bahkan sering kali penekanan-penekanan baik melalui jalur diplomatik maupun jalur militer dilakukannya. Banyak negara-negara yang sudah menjadi target operasinya. Beberapa contoh saja, Afganistan menjadi sasaran penyerbuan pasukan-pasukannya (dibantu sekutunya) karena dianggap sarang teroris yang membahayakan. Irak, karena isu senjata pemusnah masal, negara itu diluluh lantakkan. Iran, karena mempunyai riset nuklir juga dianggap berpotensi merusak perdamaian dunia sehingga dikecam dan dimusuhinya. Mungkin Indonesia bisa menjadi target operasi berikutnya, tinggal bilang saja ada sarang teroris yang berbahaya di Indonesia.

Sekarang terserah Anda sekalian, siapa yang bisa dianggap Pahlawan dan siapa yang Pecundang.














Selasa, 07 November 2006

Apotik online dan media informasi obat - penyakit

Selasa, 07 November 2006

http://www.medicastore.com/
Ketika anak saya sakit dan diberi resep dokter biasanya saya menanyakan ke dokter bagaimana cara penggunaannya, apa kandungannya dan apa efek samping obat yang diberikan kepada anak saya. Tidak lupa saya menanyakan apakah obat ini sejenis antibiotik atau bukan untuk tahu apakah harus diminum habis atau tidak. Jika masih kurang puas saya menelepon adik saya yang dokter, menanyakan informasi yang lebih lanjut.

Kemarin teman saya dikantor menginformasikan ada situs "Apotik online". Cukup banyak informasi yang ada di situs tersebut, terutama untuk memenuhi keingintahuan saya diatas. Yang menarik, situs tersebut juga memberi informasi tentang obat, kandungannya, indikasi, dosis yang tepat untuk usia tertentu dan harganya, serta obat jenis lain yang mempunyai fungsi dan kandungan yang sama.

Tetapi perlu diingat, situs ini bukan penggantu dokter, seperti yang dituliskan dalam akhir setiap halamannya (boks paling bawah) :

"Informasi yang tersedia di medicastore.com dikumpulkan dari berbagai sumber dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat, saran, konsultasi ataupun kunjungan kepada dokter anda. Bila anda memiliki masalah kesehatan, hubungilah dokter anda."

Jumat, 03 November 2006

Kopdar Sekaligus Hala-bihalal MPers Jatim

Jumat, 03 November 2006
Start:     Nov 4, '06 6:15p
Coppy paste kalendernya Cak Nono

Bagi MP-ers yang ada di Jawa Timur (Surabaya dan sekitarnya khususnya) ayok kopdar sekalian silaturahmi serta temu kenal sesama MPers. Setelah berhasil dengan baksos di Malang puasa kemarin...yuk kita ketemu disini

Foodcourt Tunjungan Plaza lantai paling atas.
Jamnya...liat di waktu (paling apes jam nam seperempat sore)
Ayo, sekalian kumpul-kumpul yuk....
Dan insyaallah ada MPers Malaysia yang datang kesana juga...

Ditunggu kehadirannya...:)

Cak Nono
(hubungi disini : 081334987750)

Rabu, 01 November 2006

Fenomena Mudik Dan Pemerataan Ekonomi

Rabu, 01 November 2006


Seperti biasa pada lebaran ini saya dan keluarga mudik, pulang ke kampung halaman saya dan juga kampungnya istri. Kebetulan kami berasal dari daerah yang sama, jadi tidak terlalu sulit mengatur waktu kunjungan. Kebanyakan orang Indonesia juga melakukan hal yang sama, mudik menjadi tradisi yang khas masyarakat Indonesia yang mungkin tidak ditemui di negara-negara lain. Memang ada yang mempunyai tradisi mudik seperti itu tetapi tidak sebesar dan sefenomena seperti di Indonesia.

Ada rasa bahagia, senang, gembira ketika bertemu kedua orang tua, kakak, adik, kemenakan dan saudara-saudara lainnya, termasuk teman-teman semasa kecil. Maklum, sudah setahun tidak bertemu, bahkan ada teman yang sudah tidak bertemu bertahun-tahun baru bertemu dan ngobrol lebaran kemarin. Suasana keakraban sangan terasa sekali. Kata ibu saya, lebaran menjadi momen yang sangat membahagiakan karena kembali menjadi ibu yang sebenarnya.

Tapi ada sesuatu yang menggelisahkan hati saya tentang fenomeda mudik dan nasib kampung yang tidak banyak berubah.

Selain segi positif dari mudik yang sudah saya sampaikan di awal tulisan ini, ada beberapa dampak negatif yang timbul karena tradisi mudik. Yang pasti terlihat adalah banyaknya kendaraan yang melintas di jalan khususnya di jalur mudik dalam waktu yang hampir bersamaan. Selain menimbulkan kemacetan yang luar biasa juga menambah jumlah kecelakaan laulintas, apalagi sekarang banyak pemudik yang menggunakan sepeda motor. Dari DKI Jakarta saja diperkirakan ada 1 juta pemudik yang menggunakan transportasi darat dan 300 - 400 ribu pemudik yang menggunakan sepeda motor. Seluruh Indonesia jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor diperkirakan mencapai 3 jutaan. Pihak kepolisian mencatat jumlah kasus kecelakaan lalu-lintas meningkat dibanding tahun lalu. Selama arus mudik dan arus balik lebaran tahun ini terjadi 54 peristiwa kecelakaan lalu-lintas yang mengakibatkan 21 orang meninggal dunia, 44 orang luka berat dan 54 luka ringan.

Secara sosial, pergerakan puluhan juta pemudik menimbulkan banyak kasus kriminal, apalagi di pusat-pusat keramaian seperti terminal, stasiun dan pusat-pusat perbelanjaan. Kasus pencurian dan perampokan juga sering terjadi di rumah-rumah yang kosong ditinggal mudik pemiliknya. Secara ekonomipun, fenomeda mudik ini menimbulkan inefisiensi. Milyaran bahkan triliunan rupiah habis untuk biaya konsumsi jangka pendek yang tidak banyak berpengaruh pada perkembangan ekonomi secara makro. Mungkin akan berbeda jika uang sebesar itu digunakan untuk investasi yang produktif.

Memang tidak bisa kita hanya menyalahkan pemudik saja. Setiap manusia menginginkan kehidupan yang lebih layak yang lebih menjamin masa depannya. Saat ini keinginan tersebut belum bisa dipenuhi oleh kampung-kampung pemudik, kesempatan kerja lebih banyak berada di kota-kota besar. Kesenjangan ekonomi antara kampung dan kota masih besar. Daerah perkotaan yang di dominasi oleh kegiatan ekonomi modern (industri pengolahan, perdagangan, komunikasi, dan jasa keuangan) mengalami pertumbuhan yang jauh lebih cepat dibandingkan kampung yang didominasi oleh kegiatan ekonomi tradisional.

Kondisi ini disebabkan karena kebijakan ekonomi yang tidak berpihak pada ekonomi tradisional khususnya bidang pertanian, sektor yang dominan di kampung. Pertanian tidak bisa berkembang mengikuti perkembangan ekonomi modern. Bekerja di sektor pertanian dianggap bukan profesi yang membanggakan sehingga banyak yang tidak berminat terjun di sektor pertanian. Di sebuah survey tentang pertanian mengungkapkan bahwa pekerja sektor ini kebanyakan berusia tua bahkan ada yang sudah lanjut usia.

Memang benar pendapat beberapa orang ahli, pemerataan ekonomi akan mengurangi urbanisasi, mengurangi pergerakan orang dari kampung ke kota sehingga mengurangi arus mudik dan balik pada saat lebaran yang akhirnya menekan dampak-dampak negatifnya. Mungkinkah pemerataan bisa tercapai ? Kenapa tidak, sumber daya manusia yang handal di kota-kota kan banyak yang berasal dari kampung. Tinggal membangun komitmen dari sisi manusianya dibarengi usaha pemerintah untuk membangun infrastruktur dan menciptaakan peluang-peluang kerja di kampung.

Referensi :
Ekonomi Mudik (Republika Online 21/10/06)
21 Tewas di Jalur Mudik Pantura Jawa Barat
(Tempointeraktif.com 30/10/06)


Gambar dari:
Otokir Plus












12duadua © 2014