
Entah sebuah kebetulan atau memang
begitulah adanya, setiap kali aku masuk masjid terasa sejuk dan damai.
Di saat udara yang panas, terasa semilir angin berhembus mengenai badan
yang basah berkeringat dan dingin terasa di telapak kaki saat menginjak
lantainya. Pernah aku berspekulasi mencari jawabannya. Hampir semua
masjid mempunyai ruang yang luas, terkadang dengan atap yang tinggi,
kontruksi bangunan yang semacam itu menghalangi masuknya panas ke dalam
masjid, sehingga udara di dalam terasa dingin. Sedangkan angin yang
berhembus diakibatkan oleh perbedaan tekanan udara di luar dan di dalam
masjid. Jadilah masjid tempat yang sejuk.
Karena alasan itulah
aku dan teman-teman dulu, semasa kuliah, sering betah
berlama-lama di masjid kampus meskipun waktu sholat belum tiba atau setelah sholat, maklumlah
udara Surabaya panas sekali. Bayang-bayang kesejukan itu pulalah yang
mendorong aku untuk memilih mengajak beberapa teman kantor untuk sholat
di masjid, meskipun di kantor sudah tersedia mushola.
Namun ada yang membuat aku merasa ada kesejukan yang lain selain
kesejukan udara dan angin yang berhembus semilir. Selain penduduk
sekitar masjid, ternyata ada juga abang becak, penjual roti keliling, abang tukang bakso, penjual susu keliling
dan penjual es puter yang menjadi jama'ahnya. Melihat mereka berjama'ah
di masjid, angin yang berhembus semilir tembus sampai ke hati, rasa
dingin di telapak kaki beredar bersama aliran darah sampai ke
ubun-ubun. Meskipun takdir membuat mereka menjadi abang becak, penjual
roti, abang tukang bakso, penjual susu
dan penjual es. tetapi tidak membuat mereka ingkar kepada-Nya, malah berusaha
memenuhi kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Mungkin karena masih ada
orang-orang yang seperti itulah Tuhan melebihkan kasih-Nya dibanding
murka-Nya.
Sisa-sisa kesejukan hati masih terasa hingga subuh
tadi pagi, lebih sejuk dibanding udara pagi hari. Segera aku berwudlu
dan bergegas ke masjid. Dan subhanallah ada juga sopir taksi dan tukang
becak yang berjama'ah. Sejuk rasanya, melebih sejuknya udara pagi bahkan berkali lipat.
22 komentar: