
Saya lebih heran lagi saat beberapa bulan tinggal di sekitar Jakarta. Ada orang yang tiap malam kerjaannya nongkrong di atas jembatan, menunggu genset untuk lampu penerang reklame. Jenis pekerjaan ini tak mungkin saya temui di kampung saya.
Apabila kebutuhan untuk bekerja ini dihubungkan dengan pemberi pekerjaan alias pemilik modal atau pengusaha, sebenarnya siapakah yang membutuhkan, pengusaha atau pekerja? Kalau jawaban teman-teman keduanya saling membutuhkan, itu sama dengan apa yang saya pikirkan.
Tapi, ada salah satu pengusaha, pemilik modal besar, yang merasa (lebih tepatnya dianggap) berjasa karena mempekerjakan ribuan karyawan. Bahkan ia disebut lebih nasionalis dibanding Wimar karena banyak menolong rakyat yang butuh pekerjaan.
Logika semacam itu dipakainya untuk mendapat dana pinjaman pemerintah karena saat ini perusahaannya kembang kempis diterjang krisis global. Ia merasa layak mendapatkan fasilitas itu dengan alasan, agar banyak rakyat terselamatkan.
Siapakah pengusaha itu? Silahkan baca sendiri di perspektif.net plus diskusi yang melingkupinya. <<
Catatan: Gambar pinjam dari Clipart ETC
5 komentar: