Pages

Minggu, 15 Maret 2009

Misteri Rubaiyat Omar Khayyam

Minggu, 15 Maret 2009
Rating:★★★★
Category:Books
Genre: History
Author:Amin Maalouf
“Sampaikan kepadanya bahwa sifat-sifat yang diperlukan untuk memegang pemerintahan bukanlah sifat-sifat yang diperlukan untuk meraih kekuasaan. Kalau mau mengelola pemerintahan dengan baik, orang tidak boleh memikirkan kepentingannya sendiri. Ia harus memerhatikan orang lain, terutama yang paling sengsara. Untuk meraih kekuasaan, orang harus memikirkan dirinya sendiri. Bahkan, siap menghancurkan teman-temannya yang paling akrab. Dan aku, tak seorang pun yang bakal kuhancurkan.”

Kata-kata Omar Khayyam diatas yang paling saya ingat setelah membaca Misteri Rubaiyat Omar Khayyam, sebuah novel karya Amin Maalouf. Kenapa? Saya merasa kata-kata itu seperti wejangan dan pas banget dengan suasana seperti sekarang ini.

Untuk meraih kekuasaan, memang harus memikirkan diri sendiri, memikirkan bagaimana tampil sebaik mungkin, melebihi para saingannya. Kalau perlu, memasang jargon yang menunjukkan dirinyalah yang paling hebat, sekaligus merendahkan yang lain. Saya sudah merasakan suasana itu. Begitu keluar pagar rumah saya, sudah terpampang gambar-gambar "menarik" dari calon wakil rakyat. Tak lupa dihiasi kata-kata yang meyakinkan.

Pasti, suasana akan semakin meriah dalam beberapa hari kedepan. Jargon yang semula bisu itu berubah menjadi suara yang lantang. Calon wakil rakyat yang semula hanya bisa dilihat gambarnya, bisa langsung diamati orangnya, berdiri diatas panggung, menebar janji untuk merubah negeri ini menjadi lebih baik.

Namun, yang dibutuhkan bukan itu. Saya sangat setuju dengan ungkapan Khayyam bahwa untuk mengelola kekuasaan itu diperkukan orang yang tidak memikirkan kepentingannya sendiri, harus selalu memerhatikan orang lain. Tidak merasa dirinya paling pintar dan paling hebat. Tak punya waham kebesaran yang merasa seolah-olah hanya dirinyalah yang bisa mensejahterkan negeri ini. Artinya orang yang pantas memegang kekuasaan itu bukanlah orang yang menginginkannya. Tapi, adakah yang seperti itu?

Novel yang berlatar kehidupan Parsi sekitar abad ke-11 ini sebagian besar bercerita tetang intrik-intrik perebutan kekuasaan. Meski judulnya Misteri Rubaiyat Omar Khayyam dan kemudi ceritanya juga pada lahirnya Rubaiyat itu, tapi novel ini sangat sedikit mengulas isi Rubaiyat. Cerita tentang kehidupan Omar Khayyam dan Rubaiyatnya juga hanya separuh buku, sisanya kisah tentang pencarian naskah asli Rubaiyat oleh Benjamin O Lesage.

Lesage yang berkebangsaan Amerika itu sejak kecil sudah mengenal Rubaiyat. Ia sangat mengaguminya. Namun pada puncak kekagumannya itu, ia justru meragukannya. Benarkah pernah ada seseorang yang mengarang bait-bait yang sangat indah dan menggugah itu? Satu-satunya cara untuk membuktikannya adalah dengan menemukan naskah aslinya yang kabarnya ada di tangan seseorang.

Pencarian itu membawa Lesage ke daerah Timur Tengah yang kebetulan saat itu sedang terjadi pertarungan antar dua ideologi. Rezim Syah yang sedang berkuasa mendapat tekanan dari para pembaharu yang memperjuangkan penegakan demokrasi di Parsi. Rezim Syah mendapat dukungan dari para ulama yang menilai bahwa demokrasi dengan konstitusinya adalah penyimpangan dari agama dan itu adalah bid'ah.

Persoalan menjadi rumit tatkala ada campurtangan dari Inggris, Rusia dan Amerika Serikat. Meski para pembaharu itu memenangkan pertarungan, tapi pada akhirnya mereka mengalah akibat tekanan yang begitu besar dari Inggris dan Rusia. Setelah mengembargo secara ekonomi, Rusia menyatakan akan mengerahkan pasukan militernya jika Parsi tidak mau berada di bawah kendalinya.

Novel ini seperti meyakinkan saya bahwa dalam pertarungan kekuasaan, rakyatlah yang tetap menjadi korban, siapa pun yang menang. Ketika Parsi dalam genggaman para Syah, banyak korupsi meraja lela. Pengeluaran negara disunat untuk kepentingan pribadi para menterinya. Saat para pembaharu menang pun rakyat juga sengsara. Kelaparan dimana-mana karena kurangnya pasokan bahan makan dan perang dasyat mengancam.

Kalau begitu, mungkinkah ada pergantian kekuasaan tanpa ada perebutan terlebih dahulu? Jawabannya mari kita cari bersama, karena tidak ada dalam novel ini.

4 komentar:

12duadua © 2014