Saya lupa sejak kapan saya punya kebiasaan memberantakkan buku-buku, alat tulis dan berkas-berkas. Sewaktu mengerjakan skripsi dulu, kebiasaan itu sudah saya lakukan. Hampir satu semester kamar kost saya berantakan. Meski ada rak buku, tetap saja buku-buku berserakan dimana-mana. Di meja, tempat tidur, bahkan lantai pun penuh. Seingat saya, waktu SMA dulu saya sudah begitu. Tapi ketika SD sudah tidak ingat lagi.
Kemarin hari deadline, banyak artikel yang harus saya selesaikan hari itu juga. Secara bergantian, saya harus buka buku, majalah dan artikel. Jadilah meja kerja saya jadi berantakan. Layar monitor juga penuh dengan windows-windowsnya berisi artikel yang sudah saya kumpulkan sebelumnya. Menurut saya, cara ini lebih efektif dibandingkan ketika saya harus mondar-mandir ke rak buku, mengambil satu persatu buku yang saya perlukan. Waktu untuk mencari akan lebih cepat ketika semua buku yang sekiranya saya perlukan saya tumpuk di meja. Waktu terasa berjalan lebih cepat saat deadline.
Setelah beberapa kali berkunjung, saya lebih kaget lagi. Ternyata keadaan semua ruang-ruang di rumah itu sama dengan ruang tamunya. Ya, semuanya kecuali kamar mandinya. Saya kurang tahu kamar tidurnya, soalnya saya tidak pernah masuk. Untuk berjalan dari ruang ke ruang lainnya, harus melangkah pelan-pelan agar tidak menyentuh tumpukan buku, sedikit saja tumpukan itu tersentuh, pasti akan roboh dan menjadi semakin tak karuan lagi.
Tapi anehnya, ia hafal letak buku yang ingin dicarinya. Pernah suatu ketika saya pinjam salah satu buku yang saya tahu ia memilikinya. Ia langsung menuju salah satu ruang, melihat sebentar tumpukan-tumpukannya, dan kemudian dengan cepat mengambil buku yang saya maksud.
Tidak, kebiasaannya itu tidak berarti ia tidak menghargai buku. Ia sangat mencintai buku. Mungkin lebih dari seribu judul buku di rumahnya itu. Saya tidak tahu pasti mengapa buku-bukunya berantakan. Mungkin ia tidak banyak punya waktu untuk merapikannya. Setiap hari ada saja satu dua berkas atau buku yang diterminya. Belum lagi saat ia belanja buku, satu kali belanja tak kurang dari lima buku ia bawa.
Kembali ke meja saya yang berantakan. Apakah tidak lebih nyaman ketika meja kerja kita rapi? Ya, benar sekali. Sebenarnya, saya pun lebih senang kalau semua tertata rapi. Buku-buku disusun dan dikategorikan sesuai dengan bidang atau judulnya, seperti di perpustakaan. Selain rapi juga Lebih sedap dipandang mata. Karena itu, setelah deadline lewat, biasanya saya menata kembali buku-buku itu ke tempatnya semula. Selain itu, saya harus pengertian dengan teman-teman kerja saya, mereka pasti akan marah saat tidak menemukan buku yang mereka cari untuk referensi menulis artikel.
Hari ini artikel-artikel saya sudah kelar, tinggal satu yang harus saya revisi. waktunya untuk merapikan dan membersihkan meja. Selamat bekerja teman-teman, semoga hari ini hari yang menyenangkan buat kalian.
11 komentar: