Pages

Minggu, 12 Agustus 2007

Naik Kereta Api...Tut...Tut...Tut

Minggu, 12 Agustus 2007



Minggu siang kami pergi ke stasiun, mengantar istri membeli tiket. Azif, anak saya, bersemangat sekali. Sepanjang perjalanan, ia selalu bertanya, kapan nyampek, kok lama banget.

Sampai di stasiun, kami langsung menuju loket. Cukup banyak calon penumpang yang mengantri. Azif tidak mau diajak menunggu, "Yah mana keretanya ?". Dari jendela ruang tunggu loket sebenarnya sudah terlihat kereta yang parkir, tapi sepertinya ia kurang puas jika hanya melihat saja. "Yah, ayo kesana, Azif mau naik". Saya dan Azif berputar mencari jalan masuk, sementara istri mengantri. Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga.

Ada dua rangkaian gerbong yang sedang dibersihkan oleh petugas. Satu berwarna putih, sepertinya kereta executive. Satunya lagi berwarna kuning, kayaknya ini kereta bisnis. Saya dan Azif masuk kereta yang kuning dan duduk sebentar di kursi penumpang. Benar, dari jenis kursi penumpang, kereta ini kereta bisnis.

"Yah, Azif mau naik yang itu" sambil menunjuk kereta putih yang terlihat dari jendela. Kami menuju kereta putih, tapi kok pintunya tertutup semua.

"Dek...pintunya ditutup, lihat dari luar saja ya"

"Nggak, nggak mau, Azif mau masuk"

Kamipun berjalan sepanjang gerbong kereta dan berputar lewat sisi yang sebelahnya. Beruntung ada satu pintu yang terbuka. Kami masuk. Di Dalam ada petugas yang sedang mengepel gerbong. Saya meminta ijin untuk melihat-lihat. Alhamdulillah petugas mengijinkan. Azif duduk di kursi penumpang. Dugaan saya benar lagi, kereta ini kereta executive.

Sesaat kemudian "Yah, mana setirnya ?"

Waduh, kok pertanyaan itu yang keluar. Saya menjawab "Yang ini hanya gerbong saja, tidak ada setirnya, yang ada setirnya itu kepalanya"

"Mana kepalanya Yah, Azif mau lihat setirnya"

Wah, gawat, dimana ya cari lokomotif. Ada sih di dekat ruang tunggu, tapi kereta itu mau berangkat, tidak mungkin masuk dan melihat-lihat ke sana. Saya ajak Azif berputar-putar di area stasiun sambil ngobrol, siapa tahu ia lupa tentang setir kereta api.

"Dek...cari Bunda dulu yuk"

Azif mengangguk. Setelah bertemu istri, Azif masih tetap ngotot tidak mau diajak pulang, ia masih ingin lihat setir kereta. Saya dan istri mengalah, kami bertiga kembali berputar-putar di stasiun.

Eh, di bengkel kereta ada lokomotif yang parkir. Kami pergi ke sana. Kebetulan pintu lokomotifnya terbuka jadi kami bisa masuk.

"Mana setirnya Yah ?"

Iya, kok nggak ada benda yang mirip setir mobil ya. Saya sendiri, seumur hidup baru pertama kali ini masuk ruang kemudi kereta. Saya tidak tahu kemudi kereta itu bentuknya seperti apa. Yang terlihat hanya tuas-tuas berwarna merah dan hitam. Mungkin tuas-tuas itu kemudinya.

"Ayah juga tidak tahu Dek... Mungkin ini setirnya..."

Azif memegang tuas-tuas itu sambil mengamati seluruh ruang kemudi kereta. Setelah agak lama, kami mengajaknya pulang. Rupanya ia sudah puas dengan apa yang dilihatnya sehingga mau diajak pulang.

Sampai di rumah, Azif memanggil-manggil pembantu saya dan bercerita tentang kereta dan setirnya. Saya dan istri tersenyum melihat tingkah lagu Azif. Semoga berkunjung ke stasiun siang ini menjadi pengalaman menarik buatnya.

11 komentar:

12duadua © 2014