Pages

Selasa, 03 April 2007

Indonesiaku Menggapai Mimpi

Selasa, 03 April 2007

Ada perkembangan menarik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Setelah banyak orang merasa bangsa ini berjalan tanpa arah dan tujuan, ketidakpastian menyelimuti setiap langkah dan seolah berjalan dalam lorong yang gelap, Kamis (23/3) Yayasan Indonesia Forum yang diketuai Coirul Tandjung meluncurkan Kerangka Dasar Indonesia Visi 2030.

Layaknya sebuah perjalanan, kehidupan berbangsa dan bernegara kita memang sudah seharusnya mempunyai cita-cita dan tujuan. Mengayun dan menapak langkah akan lebih mantap jika mempunyai tempat yang dituju, semangatpun akan berkobar demi meraihnya. Mengikuti jejak Malaysia dengan Wawasan 2020, Visi Indonesia 2030 menetapkan empat pencapaian utama, yaitu mengupayakan pengelolaan alam yang berkelanjutan, mendorong Indonesia masuk dalam 5 besar kekuatan ekonomi dunia dengan pendapatan perkapita 18.000 dolar AS pertahun, mewujudkan kualitas hidup yang modern dan merata serta mengantarkan sedikitnya 30 perusahaan Indonesia masuk dalam daftar "Fortune 500 Companies".

Secara substansi tidak ada masalah dengan diluncurkannya Visi Indonesia 2030, bahkan dalam setiap periode kepemimpinan sudah seharusnya mempunyai visi. Namun ada beberapa catatan yang selayaknya kita perhatikan terkait dengan Visi Indonesia 2030 dan penggagasnya. Pertama, melihat kondisi kita sekarang ini apakah visi tersebut tidak terlalu optimis, kalau tidak dikatakan muluk-muluk ? Saat ini pendapatan perkapita kita 1.600 dolar AS pertahun, artinya jika mengacu pada visi tersebut, dalam waktu 23 tahun pendapatan perkapita akan naik 8 sampai 9 kalinya, mungkinkah ?

Saya tidak pesimis, tetapi menetapkan cita-cita yang tidak sesuai dengan realitasnya hanyalah sebuah mimpi dan angan-angan belaka. Mimpi yang seindah apapun akan sirna ketika kita bangun dan berhadapan dengan realitas kehidupan yang sebenarnya.

Kedua, ada nama Anthony Salim dalam daftar penggagasnya. Putra mahkota grup bisnis Salim ini mempunyai dosa yang besar terhadap bangsa ini terkait dengan korupsi trilyunan rupiah. Bagaimana kita bisa dipercaya seorang koruptor yang membuat bangsa Indonesia bangkrut, mempunyai cita-cita luhur membangun kembali bangsa ini dari keterpurukan ? Siapa yang menjamin tidak ada agenda khusus dibalik itu ?

Siapa yang tidak kenal grup Salim. Di masa Orde Baru, grup ini termasuk kesayangan Soeharto. Jaringan bisnis menyebar hampir di seluruh Indonesia. Ketika tahun 1997 krisis menerpa bangsa kita, grup Salim menghilang. Pendirinya, Liem Sioe Liong memilih menetap di Singapura, Anthony Salim sendiri mempunyai bisnis di luar negeri.

Setalah 10 tahun berselang, Anthony Salim kembali muncul. Januari lalu bersama pimpinan media masa Jakarta, Athony Salim betandang ke Istana Negara berbincang dengan Presiden. Kejadian itu sempat menjadi perbincangan serius banyak kalangan. Ditengah tekat pemerintah memberantas korupsi, orang yang masuk dalam Konglomerat Hitam bisa masuk Istana Negara dengan leluasanya.

Tidak lama setelah itu, Ia melenggang melewati pintu istana. Tidak tanggung-tanggung, kedatangannya kali ini membawa kerangka Indonesia 23 tahun mendatang.

Aduh...capek...

Baiklah, semua orang berhak mempunyai mimpi, selama mimpi belum dilarang. Abang becak, sopir angkot, pegawai negeri, karyawan swasta, pebisnis, Ketua RT/RW, Lurah, Camat, Bupati sampai Presiden boleh bermimpi. Saudara-saudara kita korban LUSI (Lumpur Sidoarjo) pun boleh bermimpi. Silahkan merangkai mimpi masing-masing dan silahkan berjuang untuk mewujudkannya.


Foto diambil dari :
www.jawapos.co.id, berita
Rabu, 04 Apr 2007, Konglomerat Hitam Kuasai Istana








13 komentar:

12duadua © 2014