Pages

Kamis, 21 September 2006

Dan Ketika Mimpi Itu Pergi. Semua Kau Akhiri

Kamis, 21 September 2006

Sudah berkali-kali aku memahami fikiranmu. Masuk kedalam lekuk liku paling rumit dalam dirimu. Menyusuri lorong gelap dan pengap. Bahkan hampir saja aku tersesat tak bisa keluar lagi. Tapi, tetap saja tak mengerti caramu itu.

Beberapa tahun yang lalu kau membawa bangga. Namamu dan keluargamu harum semerbak menyebar ke seluruh pelosok desa. Meskipun ada saja orang yang tidak percaya, dan mengatakan hanya keberuntunganlah yang membawamu sampai disini. Tapi riak itu hilang karna kerasnya sanjungan dan pujaan padamu.

Tidakkah kau ingat itu kawan ?

Tongkat itu kau yang pegang. Semua rela. Semua lega. Berharap kau bawa tongkat itu ke puncak, menghunjamkannya keras-keras. Hingga batangnya hilang ditelan bumi. Dan pesta diadakan. Gendang dan tambur dibunyikan. Tembang-tembang riang dinyanyikan. Makanan dihidangkan. Lonceng berdentang sepanjang pekan. Tanda kemenangan telah datang.

Tidakkah kau ingat itu kawan ?

Puncak kian dekat. Rumput hijau diatasnya terlihat jelas. Hutan kau tinggalkan. Hanya ilalang saja yang tersisa. Kau bisa pilih jalan mana saja yang kau suka. Tidak ada yang mendua. Semua berujung kesana.

Tapi apa yang kaulakukan kawan. Tidaklah lekas bergegas. Berlari melupakan perih. Berdiri meninggalkan tindih. Tendang meninggalkan kenang.

Kau terlalu menepi. Terlena keindahan puri. Meskipun itu hanya mimpi.

Dan ketika mimpi itu pergi. Semua Kau akhiri



Selasa, 19 September 2006

Aku Memilih Untuk Berhenti Kuliah

Selasa, 19 September 2006

Sebuah catatan tersendiri bagi saya untuk Hendy
Setiono, salah satu nominator dari Indonesia dalam pemilihan Asia's Best Entrepreneurs Under 25.
Karena pertama, Ia memutuskan berhenti kuliah untuk memulai usahanya.
Kedua Ia berhenti kuliah dari Perguruan Tinggi yang pernah meluluskan saya.



Berhenti kuliah, sebuah keputusan yang aneh bagi kebanyakan orang. Tapi
itulah yang dipilih Hendy yang saat itu masih berusia 20 tahun. "Dengan
berhenti kuliah, saya tidak punya ijazah untuk melamar kerja. Dengan
begitu saya dikondisikan untuk memiliki bisnis sendiri," inilah alasan
yang diungkapkan Hendy kepada Business Week Indonesia yang mewawancarainya.

Sejak
saat itu Hendy memulai bisnisnya menjual Kebab Turki dengan nama Baba Rafi. Sebenarnya Ia
tidak mempunyai darah wirausaha. Ayahnya bekerja di sebuah perusahaan
minyak di Timur Tengah sedangkan ibunya seorang guru. Motivasi
bisnisnya Ia peroleh dari seminar-seminar bisnis yang puluhan kali Ia
ikuti. Ide munjual Kebab Turki Ia peroleh setelah Ia berkesempatan
jalan-jalan ke Timur Tengah. Kebab, salah satu makanan yang sangat populer di Timur Tengah. Sedangkan di
Indonesia waktu itu masih belum banyak yang mengenalnya.



Sekarang Kebab Turki Baba Rafi sudah mempunyai 70 gerai yang tersebar
di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Malang, Yogyakarta, Pekan Baru dan
Medan. Secara total, omzet Baba Rafi mencapai 900 juta sampai 1 miliar
per bulan. Jumlah yang sangat besar bukan ? Karena usahanya itu Hendy
pernah menerima The Indonesian Small & Medium Business Entrepreneur Award (ISMBEA) dari pemerintah Indonesia.



Tetapi jangan diartikan harus berhenti kuliah untuk menjadi sukses.
Tidak semua orang yang berhenti kuliah (diberhentikan), menjadi orang
yang sukses dalam usaha. Pun sebaliknya, tidak semua orang yang sukses, berhenti kuliah. Terus untuk apa kuliah ? Tau
ah..., cari sendiri jawabanya.











Kamis, 14 September 2006

Jangan-jangan Darwin Benar

Kamis, 14 September 2006


Bukan, saya bukan pendukung teori evolusi Darwin, tidak bermaksud pula mengkoreksi Harun Yahya yang menentang teori evolusi itu.
Saya hanya pembaca dan penikmat teori kedua tokoh tersebut. Pernyataan yang kurang berdasar itu tercetus ketika saya naik bus
dari Surabaya ke Malang. Sopir bus mengendarainya dengan ugal-ugalan,
meliuk-liuk kekanan dan kekiri, padahal waktu itu lalulintas sedang
padat. Sering bus melewati batas tengah jalan meskipun terlihat jelas diarah yang
berlawanan ada kendaraan yang akan lewat. Apa boleh buat, daripada tertabrak bus dan mati konyol, kendaraan yang berlawanan
arah mengalah dan turun dari badan jalan. Memang jalan seperti sudah menjadi
milik sopir bus.



Semua tahu kalau bus itu sudah mondar-mandir Surabaya-Malang
berkali-kali bahkan mungkin sudah ratusan kali. Semuapun tahu kalau
sopir bus itu mempunyai jam kendara (menyamakan dengan jam terbang
untuk pilot) yang tinggi, sangat mahir mengendalikan kendaraan yang
berbadan besar itu. Tapi, apakah pada tempatnya mengendalikan bus
sesuka hatinya, tidak memberi kesempatan pengguna jalan yang lain untuk
melewatinya dengan nyaman.



Gila. Sebutan itu mungkin pantas diberikan untuknya. Jangankan sepeda
motor, truk besarpun dilawan. Tidak merasa bersalah, malah tertawa
dengan bangga. Benar-benar sopir yang kurang waras.



Kemudian, saya ingat, saya pernah melihat tayangan di TV tentang
sekolompok kera yang hidup di hutan. Dalam hidup berkelompok,
kera-kera menandai batas-batas daerah yang dianggap wilayah
kekuasaannya. Jika ada kera dari kelompok lain masuk daerah itu,
pasti akan dilawan. Tidak perduli, kera pendatang itu bermaksud baik
atau jahat. Semua makanan di daerah kekuasaan itu juga menjadi milik
kelompok itu.



Darwin mendasarkan teorinya pada garis keturunan yang sama (common descent), keanekaragamaan makhluk hidup di alam ini terjadi karena penyesuaian diri dengan habitat hidupnya. Karena
kesamaan sifat antara sopir bus dan kera, mungkin Darwin benar. Jika
dirunut jauh ke belakang, sopir bus itu mempunyai nenek moyang yang
sama dengan kera-kera yang ada di hutan.



Ya... semoga hanya sopir bus itu saja yang bernenek moyang kera.














Kamis, 07 September 2006

Menang, sangat menyenangkan. Kalah, ah tidak masalah.

Kamis, 07 September 2006
Sejak kecil saya sangat suka sekali bermain olahraga. Banyak permainan
olahraga yang pernah saya mainkan, sepak bola, bola voli, basket,
pingpong, bulu tangkis, kasti, balap sepeda, lari, catur. Waktu itu
saya belum tau apa yang bisa didapat dari melakukan permainan olahraga
tersebut, senang saja bisa beradu ketrampilan dengan lawan tanding.



Lambat laun, seiring dengan bertambahnya usia dan semakin banyak
berinteraksi dengan orang, saya bisa memahami, ternyata ada satu
pelajaran yang dapat kita ambil dari bermain olahraga itu. Ada kalanya
kita memenangkan permainan itu, tetapi tidak jarang berakhir dengan
kekalahan. Dalam permainan olahraga, kalah dan menang tidak menjadi
masalah karena pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Saya jadi
terbiasa merasa senang dan bahagia menjadi pemenang, dan terbiasa juga,
bahkan lebih sering, merasa terpuruk dan sedih menyesali kekalahan.
Saking seringnya kedua kondisi itu saya alami akhirnya menimbulkan
sikap yang tidak arogan ketika mendapatkan kemenangan karena lain hari
kekalahan pasti saya dapatkan juga. Sebaliknya, tidak terlalu kecewa
dan larut dalam kesedihan ketika kalah karena masih ada waktu untuk
memperbaiki diri untuk mendapatkan kemenangan esok hari. Pengalaman
saya ini pasti juga akan dialami oleh setiap orang yang dimasa kecilnya
juga sering bermain olah raga.



Mungkin banyak orang yang tidak sepakat dengan apa yang saya tulis
diatas. Kalau olahraga mengajari kita tidak arogan ketika menang dan
tidak kecewa ketika kalah, mengapa banyak kerusuhan yang terjadi
akhibat permainan olah raga ?. Yang menang jadi sombong dan yang kalah
tidak bisa menerima kekalahannya dan akhirnya brutal seperti kasus
bonek beberapa hari kemarin.







Selasa, 05 September 2006

Hentikan Semburan Lumpur Lapindo : Perlukah Minta Bantuan Aliran Kejawen ?

Selasa, 05 September 2006


Semburan lumpur Lapindo sudah menginjak hari ke 100. Berbagai upaya
sudah dilakukan, tetapi tanda-tanda semburan akan berhenti masih belum
terlihat. Permasalahan sosial yang muncul akibat bencana itu sudah pada
taraf yang mengkawatirkan, mulai dari terhambatnya jalur lalulintas
yang sangat berpengaruh pada perkembangan ekonomi Jawa Timur sampai
pada bentrokan antar warga yang tidak ingin lumpur masuk ke desanya.



Permasalahan tersebut bertambah berat mengingat sebentar lagi musim
hujan tiba. Jika hujan sudah turun, penanganan luberan lumpur akan
semakin sulit ditanggulangi. Daerah yang terkena banjir lumpur akan
semakin luas.



Inilah yang mungkin membuat Mulyono (77), seorang bapak penganut Aliran
Kejawen Sapta Darma di Semarang, merasa ikut prihatin. Keprihatinannya
itu membuatnya melakukan ritual (sembahyang) ala kejawen untuk meminta
petunjuk dari Yang Maha Agung. Dan pada Jum'at Wage kemarin (1
September 2006) dia mendapat bisikan yang menyebutkan dia dan
teman-temannya harus membantu menghentikan semburan lumpur Lapindo.



"Bisikan itu menyebutkan bahwa saya dan teman-teman harus membantu bencana lumpur di Sidoarjo."



Perlu ritual khusus (semacam sembahyang juga) untuk menghentikan
lumpur itu, tambahnya. Bantuan itu akan diberikan Mulyono jika korban
atau warga Sidoarjo memintanya. Jika tidak maka dia hanya akan membantu
dengan doa.



Akankah warga Sidoarjo tergerak meminta bantuan pada Mulyono dan Sapta Darma ?







Minggu, 03 September 2006

Mengapa ????

Minggu, 03 September 2006


Persebaya vs Arema Rusuh



Saya tidak mengerti, apa yang dipikirkan mereka...

Katanya pecinta sepak bola, malah merusaknya...

Saya tidak mengerti, mengapa tidak berpikir panjang...

Rusuh, rusuh dan rusuh yang kau tunjukkan...



(tidak tahan untuk tidak menuliskannya)





12duadua © 2014