Pages

Sabtu, 16 Mei 2009

Untuk Apa Menjadi Tua?

Sabtu, 16 Mei 2009
Negara kita menjadi negara dengan penduduk tua terbesar keempat di dunia. Penduduk tua yang dimaksud adalah penduduk yang berusia diatas 60 tahun. Sebenarnya ini menjadi kabar yang harus diterima dengan gembira karena pada umumnya, jumlah penduduk berusia tua menandakan tingkat harapan hidupnya suatu negara tinggi. Artinya, usia penduduk relatif lebih panjang.

Namun, banyaknya penduduk usia tua juga dinilai rentan terhadap masalah-masalah sosial. Salah satunya karena mereka bukan lagi termasuk kelompok penduduk yang produktif. Karena itu, mereka berpotensi tidak mendapatkan kualitas hidup yang layak. Untuk bisa bertahan hidup, sebagian besar tergantung pada orang lain.

Kenyataan demikian menimbulkan pertanyaan, mengapa manusia mempunyai takdir menjadi tua jika memang tak mempunyai kontribusi (bermanfaat) dalam kehidupan masyarakat dan justru menjadi beban?

Dalam sebuah talkshow, Gede Prama mengatakan, ada dua macam ilmu yang berbeda yang seharusnya dikejar oleh dua kelompok penduduk, muda dan tua. Bagi kelompok muda, ilmu yang dikejar adalah ilmu yang bermanfaat untuk menunjang hidupnya. Keahlian mereka diperlukan untuk mengolah sumber daya alam sehingga bisa dimanfaatkan misalnya untuk makan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya.

Namun seiring dengan bertambahnya usia, menuju kelompok usia tua, manusia harus mulai mengejar ilmu kebijaksanaan sehingga saat masanya nanti ia menjadi orang yang selalu memberi petuah, menjaga keseimbangan hidup, dan menjadi panutan bagi yang muda. Ilmu ini yang berperan sebagai pemberi arah karena berisi ajaran moral, etika dan agama.

Kedua ilmu itu sangat bermanfaat dalam membangun masyarakat. Tak mungkin masyarakat bisa berkembang tanpa ada kelompok yang mengolah sumber daya alamnya dan tak kan seimbang jika masyarakat mengabaikan ilmu tentang kebijaksanaan.

Jika konsep ini bisa dipahami, mungkin tak ada lagi peminggiran terhadap penduduk usia tua. Memang secara fisik mereka perlu untuk dibantu, namun bantuan yang diberikan menjadi hak mereka karena mereka pun mempunyai kontribusi yang tak bisa disebut kecil dalam membangun masyarakat atau keluarga.

Takdir menjadi tua bukanlah sesuatu yang harus dipandang sebelah mata sebagai beban, tetapi menjadi saat yang ditunggu karena dari orang tua akan mengalir petuah dan nasehat bijak yang sangat berguna. Seperti juga saat mendapat seorang anak. Kita bahagia punya seorang anak karena meraka menjadi tumpuan masa depan kita, sehingga dengan sepenuh hati kita merawatnya. Kita pun selayaknya begitu pada orang tua.<<

Gambar diolah dari http://www.jakartaphotoclub.com/

4 komentar:

12duadua © 2014