
Nah, saya termasuk kelompok yang kedua. Saya menulis untuk belajar tentang apa yang saya tulis. Menulis filsafat agar saya lebih mengerti tentangya. Begitu juga menulis tentang ilmu agama, saya ingin lebih mengerti bagaimana agama saya.
Saya percaya dengan membaca saja suatu saat saya akan lupa. Kalaupun ingat, saya tidak bisa menjelaskannya dengan sempurna. Tetapi dengan menulis otak mempunyai rangsangan untuk ingat lebih lama. Apalagi apa yang ditulis hasil dari permenungan setelah membaca, akan lebih mengerti sampai ke akar-akarnya.
Yang lebih baik lagi, setelah membaca, merenungkan dan menuliskannya, kemudian mengamalkannya. Dengan mengamalkannya itu, ilmu tidak saja dimengerti, tetapi akan lebih mudah untuk dipahami.
16 komentar: