Pages

Senin, 14 April 2008

Asumsi

Senin, 14 April 2008
Dalam "Cerita Penjual Sandal Jepit" saya pernah bercerita tentang suatu daerah yang seluruh penduduknya tidak memakai alas kaki. Dari sudut pandang marketing, ada dua pendekatan yang berbeda. Pertama, kenyataan itu adalah hambatan besar bagi produsen alas kaki, sehingga tidak akan menguntungkan jika dibangun parbrik di daerah itu. Sudut pandang kedua justru sebaliknya, ada sebuah peluang yang sangat besar yang bisa mendatangkan keuntungan melimpah, cocok sekali jika dibangun pabrik alas kaki disitu. Apa yang menyebabkan ada dua sudut pandang yang berbeda padahal kenyataan yang terjadi (faktanya) sama? Dan mana sudut pandang yang benar?

Saya menemukan buku dari pedagang buku bekas di Jalan Dewi Sartika, Bandung. Buku yang saya beli dengan harga 10 ribu rupiah ini dicetak tahun 2006 dan sudah cetakan yang keenambelas, cetakan pertamanya tertulis tahun 1978. Jujun S. Suriasumantri, penyusun buku ini memberi Judul "Ilmu dalam Perspektif, Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakekat Ilmu".

Dalam Pengantar Redaksi yang cukup panjang (40 halaman), Jujun menuliskan bahwa ilmu pengetahuan memerlukan asumsi. Alam yang diamati oleh ilmu pengetahuan sangatlah kompleks. Hampir tidak mungkin ilmu melakukan prosesnya tanpa asumsi-asumsi. Asumsi memberi arah dan landasan bagi ilmu pengetahuan untuk menelaah alam dan segala hal yang terjadi di dalamnya.

Ilmu pengetahuan dalam prosesnya menelaah alam semesta bertujuan untuk menemukan kebenaran. Kebenaran ini sangat berguna untuk membantu manusia dalam menjalankan kehidupannya. Dalam proses itu, ilmu pengetahuan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan. Benar atau tidaknya kesimpulan itu tergantung dari diterima atau tidaknya asumsi yang diberikan. Jika asumsi dapat diterima, kita anggap kesimpulan yang dihasilkan adalah benar. Sebaliknya, jika asumsi tidak dapat kita terima maka kesimpulan kita anggap tidak benar.

Dua sudut pandang yang berbeda dari fakta penduduk yang tidak beralas kaki, diakibatkan karena asumsi yang mendasarinya berbeda. Sudut pandang pertama mempunyai asumsi bahwa kenyataan itu tidak bisa dirubah. Apapun usaha yang dilakukan tetap tidak akan merubah perilaku penduduk daerah itu. Sedangkan sudut pandang kedua mempunyai asumsi bahwa kenyataan itu bisa dirubah. Dengan pendekatan yang tepat, penduduk bisa diajari bagaimana menggunakan alas kaki dan dijelaskan apa manfaatnya.

Mana yang benar? Relatif, tergantung asumsi mana yang bisa kita terima. Jika asumsi pertama diterima, tentu sudut pandang yang pertamalah yang kita anggap benar. Sebaliknya, jika asumsi kedua yang bisa kita terima maka sudut pandang yang kedualah yang kita anggap benar. Lalu mana yang benar secara hakiki? Kita bisa menjawabnya jika sudah ada yang membuktikannya. Kebenaran hakiki tidak kita peroleh sampai ada yang membangun pabrik di daerah itu, kalau rugi berarti sudut pandang yang pertama yang benar. Jika sebaliknya maka sudut pandang yang kedua yang benar.

Kalau demikian, perlu biaya dan resiko yang sangat besar? Bisa iya, bisa tidak. Ya kalau kita benar-benar membangun pabrik. Tidak jika digunakan ilmu statistik. Dengan ilmu statistik kita bisa melakukan eksperimen dari sampel yang mewakili seluruh penduduk. Dari eksperimen itu bisa diperoleh kesimpulan, perilaku penduduk itu bisa dirubah atau tidak. Metode statistik memberi kemampuan untuk mengambil kesimpulan secara keseluruhan dari sampel (contoh) yang sebagian atau biasa disebut generalisasi.

Asumsi, menurut pengertian diatas hanya berlaku di wilayah ilmu pengetahuan, tidak berlaku di wilayah agama dan keyakinan. Kita memeluk agama bukan berdasarkan asumsi, tetapi keyakinan kita terhadap kebenarannya. Benarkah ada kehidupan setelah mati? Kita hanya bisa meyakininya, tidak bisa dibuktikan secara empiris. Karena tidak pernah ada manusia yang mati kemudian hidup lagi dan bercerita keadaan di alam sana. Begitu juga dengan keberadaan dan wujud Tuhan, tidak bisa dibuktikan dengan asumsi. Asumsi bergerak sebatas panca indra manusia. Sedangkan Tuhan, diluar jangkauan panca indra.

-----------------------------------
Gambar pinjam dari sini

5 komentar:

12duadua © 2014