
Setiap melewati pertigaan itu saya selalu melihat pengguna jalan yang
kena tilang, kadang mobil, kadang sepeda motor. Ada saja yang melanggar
rambu dilarang belok kanan antara jam 06.00 sampai 09.00 di pertigaan
itu.
Pagi ini saya melihat seorang pengendara mobil bersitegang dengan
polisi yang memberhentikannya. Tampak, pengendara itu menanyakan
kesalahannya. Sebentar kemudian pengendara dan polisi berjalan menuju
rambu larangan belok kanan. Pengendara melihat dari sisi jalan tempat
dia tadi muncul. Memang tanda itu sulit untuk dilihat dari sisi jalan
itu, apalagi pas jam-jam segitu, lalu lintas sedang ramai, padat sekali, pengemudi
lebih berkonsentrasi melihat ke arah jalan dibanding melihat rambu itu.
Meskipun kelihatan kesal bapak tadi tetap menerima kartu tilang. Siapa
sih yang bisa menolak kartu itu ? Meskipun ngotot membuktikan tidak
bersalah, tetap saja SIM atau STNK ditahan. Sebagai gantinya kartu
berwarna merah itu.
Mengapa tidak rambunya saja yang diperbaiki letaknya, atau ditambah
rambu lain di sisi jalan itu ? Bukankah banyaknya pengendara yang
melanggar rambu itu sudah cukup menjadi alasan untuk itu ? Mengapa
sepertinya polisi malah berharap ada pengendara yang melanggar dengan bersembunyi di balik gapura pintu gerbang ?
Mohon maaf kepada Pak Polisi yang membaca ini. Tapi prasangka saya itu
bukan tanpa dasar. Saya mempunyai pengalaman yang unik dan menarik
tentang tilang menilang.
Suatu malam lampu depan sepeda motor saya mati. Ketika melewati pos
penjagaan, saya diberhentikan. Saya bilang lampu itu baru saja mati.
Pak Polisi yang memberhentikan saya tidak mau tahu alasan yang saya
utarakan dan langsung menilang.
Surat tilang itu tidak langsung ditulis, tapi menanyai saya dulu, mau
titip atau tidak. Saya tau maksudnya. Saya bertanya berapa ? Dua puluh
ribu katanya. Ok lah saya bayar, tapi saya minta kuitansi sebagai bukti
pembayaran. Saya beralasan, kuitansi itu sebagai tanda bahwa saya
sudah ditindak karena pelanggaran itu, jadi kalau ada polisi lagi tidak kena tilang. Bukan apa-apa, saya hanya pingin
tahu reaksinya saja.
Tau apa jawabannya ? Lewat jalan sana saja, disana tidak ada polisi yang jaga, dijamin selamat lah, katanya.
Haaa.... Saya bengong...terheran-heran....kok bisa ya jawabannya seperti itu ?
21 komentar: