Pages

Senin, 01 Mei 2006

Sekolah Yang Menyenangkan

Senin, 01 Mei 2006



Semalam saya melihat Republik BBM. Topik yang dibahas mengenai pendidikan nasional. Kali ini, Republik BBM menghadirkan Ingrit Widjanarko sebagai Menteri
Pencerdikan Nasional. Ia mengungkapkan keprihatinannya melihat kondisi
sekolah yang tidak memadahi, reot, terkena banjir dan banyak yang roboh
karena termakan usia. Imam B Prasojo dan Yohanes Surya sebagai nara sumbernya.




Sindiran-sindiran yang kocak banyak ditujukan pada negara Indonesia
yang dalam acara itu diposisikan sebagai negara tetangga. Dalam sindirannya, Imam B
Prasojo mengatakan kondisi sekolah-sekolah di negeri BBM masih sedikit lebih baik dibanding
kandang kambing dan gaji guru-gurunya masih sedikit lebih untuk dimakan sehari.
Pernyataan itu jelas menyentil pernyataan wapres Jusuf Kala yang berang saat
menanggapi puisi dari salah satu guru tentang realitas pendidikan di
Indonesia.




Yang menarik adalah ketika Imam ditanya tentang visi masa depan
pendidikan di negeri BBM. Ia berharap, sekolah-sekolah di negeri BBM menjadi
tempat yang menyenangkan yang membuat setiap pagi anak didik selalu
rindu untuk pergi ke sekolah, bukan tempat yang mebahayakan karena bangunan
hampir roboh dan bukan tempat yang menakutkan karena terbebani mata
pelajaran yang memberatkan dan ancaman tawuran antar sekolah.

Sekolah yang menyenangkan menjadi impian semua anak didik, orang
tua dan juga para guru. Saya pernah membaca novel Toto Chan, Gadis
Kecil di Tepi Jendela, yang ditulis





Tetsuko
Kurohayanagi. Membayangkan sekolah yang digambarkan dalam novel itu
memang mengasyikkan, tempat belajarnya sebuah gerbong kereta, anak
didik bebas memilih mata pelajaran yang disukai dan yang diajarkan
bersumber dari lingkungan sekitar anak didik. Proses belajar mengajar
tidak hanya diselenggarakan dikelas saja, terkadang juga di alam
terbuka. Model sekolah yang semacam itu mungkin tepat untuk diterapkan
di sekolah-sekolah kita.










24 komentar:

12duadua © 2014