Pages

Selasa, 16 Mei 2006

Sasa dan Sandi Hilang

Selasa, 16 Mei 2006

Salsabila
biasa dipanggil Sasa, gadis kecil manis usia 5 tahun, anak tetangga
depan rumah, kemarin membuat geger tetangga-tetangga sekitar.
Sebentar lagi maghrib tiba, tetapi ia belum juga pulang. Tidak biasanya
ia seperti ini. Ibunya mulai bingung, mencari di tetangga-tetangga
sebelah, menanyakan ke anak-anak teman sepermainannya. Mereka semua
menjawab tidak tahu.

Sampailah
ibunya ke rumah Sandi, teman main Sasa juga. Ternyata Sandi juga
belum pulang. Bapaknya sudah mencarinya, bahkan sampai ke pinggir
kampung.

Tetangga-tetangga
pada keluar semua, saling bertukar informasi, kapan terakhir mereka
bertemu kedua anak itu. Yang paling terakhir bertemu adalah Pak Sugeng.
Sore tadi, Pak Sugeng melihat Sasa dan Sandi di pertigaan dekat jalan
raya. Sepertinya mereka menunggu kereta mini lewat. Tetangga yang lain
membenarkan, ada yang mendengar siang tadi mereka membicarakan kereta
mini di samping rumahnya. Kereta mini itu sering lewat di kampungku.
Azif, anakku, juga sering naik kereta itu, tentu bersama istriku atau
Mak Rah pembantuku.

Orang
tua Sasa dan Sandi tambah bingung, mereka tidak membawa uang
sepeserpun. Dugaan jelek mulai muncul, jangan-jangan abang pemilik
kereta menurunkan mereka begitu saja karena tidak membayar. Dugaan yang
paling jelekpun pun juga muncul, jangan-jangan mereka diculik. Belum lama
ini Putri, anak tetangga sebelah rumah diambil perhiasannya sewaktu
pulang sekolah.

Aku,
Pak Sugeng, Bapaknya Sandi dan Ibunya Sasa mulai mencari ke tempat yang
lebih jauh menggunakan sepeda motor. Dugaan awal Sasa dan Sandi naik
kereta mini itu. Kami berempat berpencar, mengikuti semua jalan yang
mungkin di lalui kereta mini itu.

Aku
mengambil jalan ke arah kanan menyusuri jalan kampung yang naik turun.
Samar terdengar suara kereta mini. Aku mempercepat laju sepeda motorku.
Benar. Di depan kereta mini sedang berhenti menurunkan penumpang. Aku
menghampirinya dan berharap menemukan Sasa dan Sandi. Dari atas kereta
ada yang memanggil-manggilku, semoga Sasa dan Sandi, hatiku sedikit
lega. Ternyata bukan mereka berdua, tapi Azif dan Mak Rah. Aku langsung
bertanya ke Mak Rah tentang Sasa dan Sandi. Mak rah menjawab tidak
tahu. Langsung aku memacu sepeda motorku kembali.

Adzan
maghrib sudah berlalu, orang-orang di masjid sudah mulai sholat
berjamaah. Aku menyerah dan kembali ke rumah. Di rumah Sasa sudah
berkumpul banyak orang. Terlihat ibunya Sasa menangis.

Tidak
beberapa lama Pak Sugeng datang bersama Sasa dan Sandi. Alhamdulillah
mereka berdua sudah kembali. Bener dugaan Pak Sugeng, Sasa dan Sandi
memang naik kereta mini itu, tetapi tidak diturunkan paksa oleh pemilik
kereta. Sandi dan Sasa lupa tempatnya naik tadi, jadi mereka turun agak
jauh sehingga harus mencari-cari jalan untuk pulang. Semua tetangga
lega, tidak terjadi apa-apa pada Sasa dan Sandi.

Memang
anak yang masih kecil harus diawasi meskipun tidak boleh terlalu ketat.
Mereka belum paham tentang bahaya, belum mengerti ini boleh dilakukan
dan itu tidak. Masih butuh pendamping dan pengarah.

Semoga kejadian Sasa dan Sandi menjadi pelajaran untukku dan untuk teman-teman semua.



38 komentar:

12duadua © 2014