
Rating: | ★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Literature & Fiction |
Author: | Paulo Coelho |
Carlos, seorang pendatang, membuat sebuah permainan di sebuah desa terpencil bernama Viscos. Ia menyembunyikan sepuluh batang emas di sebuah tempat. Nilai emas itu sangat besar. Saking besarnya, emas itu bisa mendatangkan kemakmuran pada seluruh penduduk Viscos.
Carlos akan memberikan semua emas itu jika dalam jangka waktu seminggu, ada penduduk Viscos yang tewas terbunuh. Jika demikian, maka Carlos bisa mengatakan bahwa sebenarnya manusia itu bersifat jahat. Namun jika sebaliknya, ia akan mengakui bahwa sebenarnya manusia itu baik.
Namun, permainan itu tak segampang rencana Carlos. Chantal, seorang perempuan muda satu-satunya di Viscos, ternyata ikut mengendalikan permainan. Chantal dijuluki penduduk desa dengan sebutan Miss Prym. Kehadiran Chantal membuat permainan menjadi rumit. Setiap kejadian tak berjalan linier. Ada banyak kemungkinan yang terjadi dari satu stimulus yang dilempar oleh Carlos maupun Chantal.
Lebih rumit lagi setelah penduduk desa juga ikut-ikutan bermain. Ternyata mereka bukan buah catur yang bisa dimainkan sesuai kehendak dua pengendalinya.
Membaca The Devil and Miss Prym ini seperti melihat ke dalam diri kita masing-masing. Ada pertentangan antara baik dan jahat. Seperti pertentangan saat kita menemukan sebuah dompet di jalan. Dompet itu berisi uang yang tak sedikit, bisa untuk membayar hutang-hutang kita pada rentenir yang bunga berbunga. Juga ada kartu identitas pemilik dompet itu di dalamnya.
Sisi jahat kita berkata, "Sudah ambil saja, ini rejeki yang jatuh dari langit. Kapan lagi kamu dapat kesempatan melepaskan cekikan rentenir itu. Tak mungkin kan mengandalkan gajimu tiap bulan?" Tapi sisi baik kita akan berkata sebaliknya, "Uang ini bukan hakmu, lebih baik kamu kembalikan kepada yang berhak. Bukankah kamu bisa mencarinya dengan kartu identitas itu?" Pertentangan itu terus berlangsung sampai diri kita mengambil sebuah keputusan.
Tentu yang kuat yang akan menang. Namun, jangan dibayangkan kuat itu identik dengan besar, kekar, banyak atau sifat dominan lainnya. Kekuatan bisa muncul dari kepasrahan yang mendalam.
Paulo Coelho dengan baik menunjukkan kekuatan itu dengan sebuah cerita tentang sejarah Viscos.
Ada seorang yang bertahun-tahun tinggal di gua yang tak jauh dari Viscos. Ia bernama Savin. Saat itu, Viscos tak lebih dari desa yang dihuni oleh para penjahat yang melarikan diri dari hukuman, pencuri kelas kakap, atau tempat peristirahatan para pembunuh bayaran sebelum mereka beraksi lagi.
Ahab adalah orang yang terkuat dan terjahat dari penduduk Viscos. Ia menguasai seluruh desa, menarik pajak dari petani dan tak segan-segan menghukum bagi siapa saja yang membangkang kemauannya.
Suatu hari Savin pergi ke rumah Ahab dan meminta ijin untuk menginap barang semalam. Ahab mentertawakannya, "Kau tahu bukan, aku ini pembunuh yang sering menggorok leher orang, dan nyawamu sama-sekali tak berharga bagiku?"
Savin tetap bersikeraspada keinginannya. Akhirnya Ahab mengijinkannya. Dalam pikiran Ahab, ini adalah kesempatan baik mengenyahkan Savin. Ia saingan terberat bagi kekuasaannya karena Savin terkenal sebagai orang yang bijaksana. Ia ingin menunjukkan pada semua orang bahwa dialah yang paling kuat, yang layak untuk dihormati.
Saat malam tiba Savin tidur di kamar yang telah disediakan, sementara Ahab mengasah pisau yang kan digunakan untuk menghabisi Savin. Keesokan harinya, Savin menemukan Ahab menangis di sisi tempat tidurnya. Sambil sesenggukan ia berjanji, mulai hari ini akan menjadi orang yang baik. Tak hanya itu, ia akan menyuruh seluruh penduduk desa untuk bertobat mengikuti jejaknya.
Ahab berubah drastis seperti itu karena ia sangat trenyuh dengan percakapan antara dirinya dengan Savin sebelum tidur. Coelho menceritakan percakapan itu di bab terakhir novel ini dan menjadi jawaban atas pertanyaan apakah manusia itu sebenarnya baik atau jahat.